Respons Demokrat Usai Dilobi Airlangga agar Dukung Jokowi

12 Juli 2018 8:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kedua dari kiri) bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kedua dari kiri) bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyebut pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tak lain untuk membujuk agar bergabung mendukung Joko Widodo di Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Ketua DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahean mengatakan, permintaan yang disampaikan Airlangga merupakan hal yang lumrah di tahun politik seperti sekarang ini. Tapi, Demokrat belum menentukan sikap untuk mendukung salah satu calon di Pilpres 2019 dan masih membuka opsi untuk mendukung pasangan mana pun.
"Partai Demokrat sampai saat ini kan opsinya masih terbuka ke semua sisi. Tentu namanya pertemuan politik kedua belah politik punya penawaran politik juga," kata Ferdinand saat dihubungi kumparan, Rabu (11/7).
Ferdinand Hutahean, Juru bicara Partai Demokrat (Foto: Intan Novianti/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ferdinand Hutahean, Juru bicara Partai Demokrat (Foto: Intan Novianti/kumparan)
Demokrat baru akan menentukan pilihan setelah Jokowi mengumumkan nama cawapres yang dipilihnya. Untuk itu, Ferdinand meminta Jokowi segera mengumumkan pasangan yang akan mendampinginya di Pilpres 2019.
"Pak Jokowi kami minta kalau merasa paling siap menjadi capres 2019 segera saja diumumkan siapa (cawapresnya) supaya parpol tidak tersandera menunggu keputusan beliau. Jadi itu sangat bagus apabila Pak Jokowi kalau sudah punya wakil segera saja deklarasi," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Setelah pengumuman itu, Demokrat akan melihat dan menilai sosok cawapres Jokowi. Termasuk, visi misi dan program kerja yang akan ditawarkan. Demokrat juga ingin berperan dan diajak berdiskusi dalam merumuskan program kerja yang diusung oleh para capres.
"Bagi kami tidak bisa mengikuti permintaan itu (mendukung Jokowi) saat ini, sepanjang Pak Jokowi tidak kunjung menjelaskan kepada Partai Demokrat wakilnya siapa, visi misinya bagaimana? Karena bagi kami sangat penting bukan dalam artian wakilnya dari kami bukan, tapi wakilnya Pak Jokowi itu sangat menentukan sikap kami," jelas dia.
"Kemudian visi misinya kami harus turut serta menyusun. Tidak bisa, kami tidak bisa mendukung gitu saja, mendukung kosongan tanpa kami terlibat di dalamnya. Tentu partai Demokrat tidak mau seperti itu," tambah dia.
SBY di DPP Demokrat (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
SBY di DPP Demokrat (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
Pengumuman cawapres Jokowi menjadi poin utama bagi Demokrat sebelum memutuskan pilihan. Untuk itu, Ferdinand mendorong Jokowi tidak terlalu lama mengumumkan cawapres.
ADVERTISEMENT
"Karena pengumuman siapa cawapresnya, siapa pun sangat-sangat akan jadi key changer-lah akan mengubah sejarah bangsa ini ke depan. Jadi kami menunggu itu," ujar dia.
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Di sisi lain, Ferdinand tak mau mengungkap respons SBY saat mendapatkan tawaran untuk bergabung mendukung Jokowi. Bagi dia, kedatangan Airlangga ke SBY juga tak lepas dari keinginan Menteri Perindustrian itu menjadi cawapres Jokowi.
"Sampai sekarang saya belum komunikasi dengan Ketum. Saya pikir dia belum ada respons ya inilah itu biasa saja. Karena memang pertemuan itu kan memang betul Pak Airlangga menyampaikan itu (bujukan dukung Jokowi)," papar dia.
"Dan tidak ada masalah, kita ngertilah arah politik ke mana. Itu kan supaya tidak menutup peluang beliau di bursa cawapresnya Pak Jokowi. Kita paham lah dan itu tidak masalah bagi Partai Demokrat," ucap Ferdinand.
ADVERTISEMENT