Restoran Daging Anjing di Korsel Tolak Tutup Selama Olimpiade

9 Februari 2018 11:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Boshintang (Foto: Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Boshintang (Foto: Getty Images)
ADVERTISEMENT
Hampir seluruh restoran yang menyajikan daging anjing di kota Pyeongchang, Korea Selatan, menolak tutup selama pergelaran Olimpiade Musim Dingin 2018. Padahal, telah ada imbauan resmi dari pemerintah agar restoran-restoran itu tutup atau mengganti menu mereka sementara.
ADVERTISEMENT
Setidaknya ada 12 restoran daging anjing di Pyeongchang yang telah disurati pemerintah. Namun hanya dua restoran yang mematuhinya, sisanya menolak, seperti disampaikan oleh pejabat Pyeongchang Lee Yong-bae kepada AFP, Kamis (8/2).
Menurut Lee, para pemilik restoran mengeluhkan potensi kerugian jika mereka mengganti daging anjing yang digunakan dalam menu seperti sup boshintang, yeongyangtang, atau sacheoltang.
Mereka juga menolak mengganti papan iklan dengan nama daging yang umum, "daging kambing", contohnya, selama Olimpiade.
Yeongyangtang (Foto: Instagram @peterpan1128)
zoom-in-whitePerbesar
Yeongyangtang (Foto: Instagram @peterpan1128)
"Beberapa dari mereka yang awalnya beralih menjual daging babi atau yang lain, bukan daging anjing, mengalami penurunan penjualan. Mereka lalu kembali menjual daging anjing," kata Lee.
Setiap tahunnya warga Korsel mengkonsumsi 1 juta ekor anjing, terutama di musim panas. Warga Korsel meyakini, masakan daging anjing bisa meningkatkan energi dan vitalitas.
ADVERTISEMENT
Jelang Olimpiade, para aktivis pecinta hewan meningkatkan kampanye menentang konsumsi anjing. Bahkan mereka menyerukan boikot Olimpiade Pyeongchang yang akan dimulai hari ini, Jumat (9/2), dan protes di Seoul jika masih ada yang menjual menu daging anjing.
Anjuran pemerintah kepada restoran-restoran juga disampaikan untuk memberikan citra positif bagi para atlet dan pengunjung dari berbagai negara di Pyeongchang.