RI Kecam Pembantaian Suku Muslim Fulani di Mali

28 Maret 2019 14:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir. Foto: Darin Atiandina/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir. Foto: Darin Atiandina/kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia mengecam pembantaian sekitar 160 anggota suku Fulani di Mali. Pembantaian terjadi pada pekan lalu.
ADVERTISEMENT
"Tentu kita sangat mengecam penggunaan kekerasan dimanapun itu termasuk yang terjadi di Mali," sebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir di kantor Kemlu, Kamis (28/3).
Arrmanatha mengatakan, RI memperhatikan apa yang terjadi di Mali. Kejadian pembantaian tersebut dinilai sangat memprihatinkan.
Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita saat memeriksa kerusakan usai serangan yang dilakukan oleh orang-orang bersenjata di Ogossagou, Mali. Foto: Malian Presidency/Handout via Reuters
"Kita sangat prihatin dengan yang terjadi dan kita sampaikan itu bela sungkawa kepada keluarga korban dengan terjadinya kekerasan baru-baru ini di Mali," ucap dia.
Serangan yang menewaskan ratusan orang suku Fulani di Mali diduga dilakukan komplotan bersenjata dari etnis Dogon, Dan Na Ambassagou, yang menyamar sebagai pemburu.
Akibat serangan ini, Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita membubarkan Dan Na Ambassagou. Dia juga memecat dua orang jenderal, yaitu kepala staf militer M'Bemba Moussa Keita dan kepala angkatan darat Abdoulaye Coulibaly.
ADVERTISEMENT
Dalam pernyataannya, Boubacar mengatakan "perlindungan masyarakat akan dan masih ada di tangan negara. Aparat kami akan secara aktif melucuti semua orang yang tidak seharusnya memegang senjata," kata Boubacar.
Suku Fulani atau di Mali disebut Peulh adalah suku penggembala nomaden yang mayoritas Muslim. Sebagian dari mereka telah hidup menetap di kota, sebagian lainnya masih hidup tradisional dengan membawa hewan ternak ke berbagai wilayah.
Ada sekitar 38 juta orang dari suku ini, tersebar di sepanjang Afrika Barat, dari Senegal hingga Republik Afrika Tengah.