news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ribuan Muslim Hadiri Pemakaman Lilik Abdul Hamid di Christchurch

21 Maret 2019 1:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lilik Abdul Hamid. Foto: Facebook @Lilik Abdul Hamid
zoom-in-whitePerbesar
Lilik Abdul Hamid. Foto: Facebook @Lilik Abdul Hamid
ADVERTISEMENT
Jenazah Muhammad Abdul Hamid alias Lilik Abdul Hamid, Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban meninggal akibat serangan teror di Christchurch pada Jumat (15/3) lalu, dimakamkan di Memorial Grave Yard, Bromle, Christchurch, Selandia Baru, pada Rabu (20/3) malam waktu setempat. Ribuan kaum muslim dari Selandia Baru dan Australia ikut mengantarkan jenazah ke pemakaman.
ADVERTISEMENT
Sebelum dibawa ke pemakaman, jenazah disalatkan di rumah almarhum Lilik, yang diikuti kira-kira 100- 150 kaum muslim. Salat jenazah dipimpin oleh Ustadz Reza Abdul Jabbar. Salat jenazah juga dilakukan di lokasi dekat pemakaman, yang diikuti ribuan warga muslim.
Kepada kumparan, Reza menyatakan dirinya diberi amanah keluarga untuk mengurus jenazah Lilik dan memakamkannya.
"Alhamdulillah ana yang diamanahi keluarga beliau untuk mengurus seluruh urusan beliau, dan ana yang mengimami salat jenazah itu dengan ribuan muslimin," ungkap Reza.
Reza Abdul Jabbar di peternakan sapi perahnya Foto: Arifin Asydhad/kumparan
Reza merupakan WNI yang tinggal di Kota Invercargill, kira-kira berjarak sekitar 2-3 jam perjalanan darat dari Christchurch. Reza merupakan WNI yang sukses menjadi petani sapi perah di Invercargill. Dia juga menjadi imam dan penceramah di Masjid Invercargill dan merupakan salah satu ulama di Selandia Baru.
ADVERTISEMENT
Atas amanah dari keluarga, Reza pun berangkat menuju Christchurch untuk memimpin pemakaman almarhum Lilik. Selain itu, Reza juga akan menjenguk WNI yang menjadi korban luka akibat pembantaian di dua masjid di Christchurch Jumat lalu itu.
“Saat ini saya masih berada di Christchurch mau jenguk Zulfirmansyah, WNI yang luka parah di hospital (rumah sakit). Setelah itu saya kembali ke Invercargill. Insyaallah,” kata Reza.
Reza Abdul Jabbar (tengah) bersama Arifin Asydhad dan Teddy Maulana Foto: Arifin Asydhad/kumparan
Lilik meninggalkan istri, Nina, dan dua anak, Zhania dan Gerin. Lilik Abdul Hamid bersama keluarga tinggal di Christchurch sudah beberapa tahun. Dia merupakan teknisi di maskapai Air New Zealand sejak 16 tahun lalu. Oleh para koleganya, Lilik dinilai sebagai pribadi yang baik dan menyenangkan.
Saat kejadian yang memilukan itu, Lilik sedang menunaikan salat Jumat di Masjid Al Noor, Deans Ave. Saat pelaku penembakan melakukan aksinya secara membabi buta, Lilik pun tertembak.
ADVERTISEMENT
"Lilik adalah bagian berharga dari tim teknisi kami di Christchurch selama 16 tahun...kehilangannya akan sangat dirasakan oleh tim," kata Direktur Utama Air New Zealand Christopher Luxon saat menyampaikan duka cita.
Lilik merupakan lulusan Sekolah Tinggi Penerbangan di Curug, Tangerang. Dia pernah bekerja di Mandala Airlines dan Airfast Indonesia sebelum bergabung dengan Air New Zealand.
Pemerintah RI melalui KBRI di Wellington juga telah menyampaikan duka cita dan menemui keluarga Lilik di Christchurch.