Ridwan Kamil Bicara Ekonomi Indonesia: Tak Seburuk yang Orang Bilang

8 November 2018 1:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan presentasinya dalam Konferensi Internasional Ekonomi Kreatif di Nusa Dua, Bali. (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan presentasinya dalam Konferensi Internasional Ekonomi Kreatif di Nusa Dua, Bali. (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi salah satu pembicara yang dihadirkan dalam forum internasional World Conference on Creative Economy (WCCE) di Bali Nusa Dua Convention Center, Rabu (7/11). Dalam pemaparannya, mantan Wali Kota Bandung tersebut sempat menyinggung kondisi perekonomian Indonesia saat ini.
ADVERTISEMENT
Awalnya, pria yang akrab disapa Kang Emil itu memaparkan program kreatif yang akan ia bangun selama lima tahun memimpin Jawa Barat. Emil lalu menjadikan Kota Bandung sebagai salah satu contoh bahwa ekonomi Indonesia sedang baik-baik saja.
"Saya senang, ada ajang Creative City Forum 2018, memperluas dan mempertemukan 160 komunitas yang diadakan oleh Indonesian Creative Cities Network (ICCN), karena membangun jaringan adalah segalanya, dan ini proyek yang bisa dikomersilkan, mendapat keuntungan ekonomi," kata Emil di hadapan lebih dari delegasi 30 negara.
"Atau di Bandung, sekitar 90 ribu pengunjung memadati ajang kicfest distro festival, meramaikan produk desain dan kreativitas dari anak-anak milenial. So, economy is great in Indonesia, ekonomi tidak seburuk seperti yang orang suka sampaikan," imbuhnya tanpa merinci orang yang dimaksud.
ADVERTISEMENT
Emil sebelumnya memaparkan 4 isu terkini yang menurutnya perlu menjadi perhatian serius. Salah satunya adalah fake news yang sengaja dibuat untuk menjatuhkan dan mempropaganda.
"Dunia sekarang tengah bahaya bukan karena perang fisik, tapi perang informasi. Di Indonesia, 5,000 fake news diproduksi tahun kemarin. Ini jadi bisnis fake news, saya pikir kita harus aware dengan sisi buruk dari teknologi," ujar Emil.
Suasana di WCCE, Nusa Dua, Bali, Rabu (7/11). (Foto: Masajeng Rahmiasri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di WCCE, Nusa Dua, Bali, Rabu (7/11). (Foto: Masajeng Rahmiasri/kumparan)
Isu selanjutnya, lanjut Emil, mengenai persaingan dunia yang kini semakin kompetitif. Untuk bisa bersaing di tingkat global, Emil mengharapkan setiap pelaku industri memiliki relasi. "Karena kita tidak bisa sukses tanpa adanya relasi ke orang-orang," ungkapnya.
Isu ketiga yang disorot Emil adalah masalah kemanusiaan. Menurutnya, seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, hubungan antarmanusia semakin tergerus dan terbatas lantaran bergantung pada alat komunikasi.
ADVERTISEMENT
"Isu ini menurut saya semakin ekstrem, penemuan teknologi kadang membuat hubungan antarmanusia clash, sekarang orang ketergantungan smartphone untuk komunikasi," paparnya.