Risma Berharap Iklim Investasi Surabaya Segera Normal Usai Teror Bom

20 Mei 2018 14:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tri Rismaharini sosialisasi antiterorisme. (Foto: Instagram @trirismaharini)
zoom-in-whitePerbesar
Tri Rismaharini sosialisasi antiterorisme. (Foto: Instagram @trirismaharini)
ADVERTISEMENT
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengakui roda perekonomian Kota Pahlawan mengalami penurunan pascateror bom yang terjadi di sejumlah lokasi pekan lalu. Serangkaian aksi teror terjadi di tiga gereja dan selang sehari kemudian di Polrestabes Surabaya.
ADVERTISEMENT
"Ya agak turun tapi mudah-mudahan cepat normal kembali," kata Risma seperti dikutip dari Antara, Minggu (20/5).
Risma berharap agar situasi Surabaya dapat segera pulih dan kondusif, sehingga warga dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Termasuk meyakinkan para investor untuk tidak khawatir berinvestasi di Surabaya.
Duka Cita Akibat Teror Bom Surabaya (Foto: REUTERS/Beawiharta)
zoom-in-whitePerbesar
Duka Cita Akibat Teror Bom Surabaya (Foto: REUTERS/Beawiharta)
Hal senada diungkapkan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Surabaya, Jamhadi. Ia mengatakan pihaknya tidak menyangka jika selama ini Surabaya yang dikenal aman dan nyaman justru dijadikan target teroris.
"Dengan adanya kejadian itu tentu, semua pihak yang ada di Surabaya harus merapatkan barisan menunjukkan ke dunia luar bahwa di Surabaya aman untuk tinggal, wisata dan bisnis," ujar Jamhadi.
Salah satu upaya yang dilakukan Kadin Surabaya adalah membangun kepercayaan kembali kepada para investor asing. Pertemuan dilakukan pada Rabu (16/5) dalam acara Surabaya Bisnis Forum.
ADVERTISEMENT
"Kami jelaskan kepada para tamu bahwa Surabaya dan Jatim aman," ucap dia.
Di kesempatan berbeda, Ketua Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) Jawa Timur Mohammad Supriyadi menyatakan aksi terorisme menurunkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di kota Surabaya dan sekitarnya.
"Dari sisi produksi, mencegah para pekerja untuk masuk kerja atau melakukan kegiatan produksi," kata Supriyadi.
Supriyadi menuturkan, dari sisi logistik, adanya razia, pengamanan dan penutupan jalan mengganggu distribusi logistik regional. Dan secara makro jadi mengganggu roda ekonomi, baik mingguan maupun bulanan, sehingga pertumbuhan ekonomi triwulanan terganggu.
"Dari sisi konsumsi juga mengurangi jumlah total konsumsi, karena adanya penurunan pengunjung pada pusat perbelanjaan ritel maupun grosir," tutup dia.