news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Rizal Ramli: Jokowi Sibuk soal Kinerja, Sulit Capai Kedaulatan Pangan

18 Februari 2019 20:41 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rizal Ramli di Kertanegara, Jakarta Selatan. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rizal Ramli di Kertanegara, Jakarta Selatan. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Ekonom yang kini bergabung dengan capres Prabowo Subianto, Rizal Ramli, mengkritik paparan Joko Widodo dalam debat membahas pangan, infrastruktur, lingkungan, dan sumber daya alam, Minggu (17/2) malam.
ADVERTISEMENT
Menurut mantan Menko Kemaritiman itu, Jokowi terlalu bangga dengan apa yang sudah dikerjakan dan mengabaikan janji kampanyenya agar Indonesia berdaulat dalam urusan pangan.
"Secara umum Jokowi sibuk mempertahankan dan mengampanyekan hal-hal yang telah dikerjakannya. Hanya saja, selama 4 tahun terakhir janji kampanye tentang kedaulatan pangan semakin jauh dari jangkauan, semakin sulit untuk tercapai," ucap Rizal dalam keterangan tertulis, Senin (18/2).
Capres nomor urut 01 Joko Widodo menyampaikan pendapatnya saat debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Menurutnya, fokus terbesar Jokowi hanya soal stabilitas harga. Artinya kebijakan impor akan tetap menjadi strategi penting dari pemerintahan Jokowi yang akan datang. Tidak ada pergeseran strategi, kecuali mengulang praktik-praktik lama yang gagal.
"Apalagi kebijakan impor yang jor-joran tersebut ditunggangi oleh kartel pemburu rente. Jokowi sama sekali mengabaikan pemburu rente tersebut dalam merusak kedaulatan pangan Indonesia," kritiknya.
ADVERTISEMENT
Rizal lalu memuji gagasan Prabowo yang menurutnya memang tidak terlalu detail, tetapi komitmennya untuk menciptakan kedaulatan pangan menjadi kenyataan sangat tegas dan jelas. Begitu juga keberpihakannya kepada kepentingan petani pangan, petani kebun, dan nelayan, sangat kuat.
"Keberpihakan tersebut merupakan kunci dan arah penting dari arah kebijakan. Kelihatannya Prabowo tidak ingin bekerja untuk petani di Thailand, Vietnam, maupun pedagang garam besar di Australia," kata Rizal Ramli.
Capres no urut 02 Prabowo Subianto mengikuti Debat Kedua Capres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu, (17/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Soal masalah lingkungan yang juga diperdebatkan malam tadi, menurutnya berbagai kejahatan dan masalah lingkungan hidup tertutup secara institusional akibat penggabungan Kementerian Lingkungan Hidup dengan Kementerian Kehutanan oleh Jokowi.
"Bukti yang paling kasat mata adalah nilai kerusakan lingkungan PT Freeport sebesar Rp 185 triliun bisa dihapuskan oleh pemerintah," terangnya.
ADVERTISEMENT
Belum lagi, kata Rizal, berbagai potensi pelanggaran lingkungan hidup dalam kasus reklamasi, dan pembakaran hutan menjadi kurang transparan. Lebih banyak membawa kepentingan pengusaha besar ketimbang kepentingan generasi yang akan datang.
Di negara-negara lain, Kementerian Lingkungan Hidup berdiri sendiri, sehingga mereka bisa efektif jika terjadi pelanggaran.
Rizal juga memuji gagasan Prabowo soal tanah. Keinginan capres 02 itu agar semua tanah dikuasai negara tidak perlu dibagi kepada rakyat, adalah pandangan yang terlalu progresif.
Sementara program Jokowi pembagian sertifikat untuk rakyat yang sudah punya tanah adalah untuk melegalkan status tanah. Sementara program kehutanan sosial hanya memberikan hak pakai kepada rakyat.
ADVERTISEMENT
"Rakyat tidak memiliki hak tanah tersebut. Jadi selama Jokowi berkuasa tidak ada reforma agraria. Padahal reforma agraria adalah redistribusi tanah," kritiknya.