Rizal Ramli Kenang Dawam Rahardjo Sebagai Sosok Cendekiawan Muslim

31 Mei 2018 1:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dawam Rahardjo (Foto: Komunitas Salihara/Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Dawam Rahardjo (Foto: Komunitas Salihara/Flickr)
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengungkapkan rasa dukanya atas kepergian Dawam Rahardjo. Rizal menyebut Dawam sebagai tokoh cendekiawan muslim yang pluralis dan berani dalam mengungkapkan pendapatnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Rizal pun mengenang Dawam sebagai sosok yang sangat lantang menyuarakan hak kaum minoritas yang menurutnya tidak diperlakukan dengan seharusnya.
"Ia cendekiawan muslim, tokoh pluralis dan seorang muslim yang berani. Dia tidak gentar saat sebagian umat Islam di Indonesia mencela karena pembelaannya terhadap kaum minoritas di Indonesia," ujar Rizal Ramli seperti dilansir dari Antara, Kamis (31/5).
Selain Rizal, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang sekarang juga menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshidiqie menuturkan kepergian Dawam telah membuat Indonesia kehilangan tokoh intelektual.
"Kita kehilangan satu lagi tokoh panutan di dunia intelektual dan aktivis yang handal untuk kemajuan bangsa," kata Jimly.
Dawam Rahardjo (Foto: fadlizon/twitter)
zoom-in-whitePerbesar
Dawam Rahardjo (Foto: fadlizon/twitter)
Dawam yang lahir di Solo, 20 April 1942 ini semasa hidupnya juga dikenal sebagai seorang ekonom Indonesia. Kiprahnya di dunia pendidikan juga cukup besar. Ia pernah menjabat sebagai rektor di Universitas Islam 45 Bekasi (1994 - 2004) dan UP45 Yogyakarta selama periode 2013-2017.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, semasa hidupnya ia juga aktif sebagai Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia pada tahun 1995-2000. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Tim Penasihat di era Presiden BJ Habibie tahun 1999.
Dawam juga cukup aktif menuangkan pemikirannya soal ekonomi, politik, dan sosial ke dalam buku. Salah satu buku karyanya adalah Esai-esai Ekonomi Politik (1983), Deklarasi Mekah: Esai-esai Ekonomi Islam (1987), Etika Bisnis dan Manajemen (1990), Habibienomics: Telaah Pembangunan Ekonomi (1995), Paradigma Al-quran: Metodologi dan Kritik Sosial (2005) dan Nalar Politik Ekonomi Indonesia (2011).
Pada November 2017 lalu, Dawam juga sempat menjalani perawatan intensif selama beberapa bulan akibat penyakit diabetes, jantung, dan stroke yang dideritanya.