news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Romy: Jokowi Sekarang Mau Berbuat Apa pun Dianggap Pencitraan

28 Oktober 2018 10:24 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dan para ketum parpol koalisi di Rakernas TKN Jokowi-Ma'ruf di Surabaya (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan para ketum parpol koalisi di Rakernas TKN Jokowi-Ma'ruf di Surabaya (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Ketum PPP M. Romahurmuziy heran kubu Prabowo-Sandi yang mengkritik kebijakan Jokowi menggratiskan tarif di Jembatan Suramadu. Pria yang akrab disapa Romy ini menilai, apa pun kebijakan yang dilakukan pemerintah, meskipun positif, pasti akan disebut pencitraan.
ADVERTISEMENT
"Sekarang mau berbuat apa pun kepada rakyat itu dianggap pencitraan. Jadi sekarang yang mau melakukan pencitraan itu adalah mereka atau kita? Karena kalau kita hari ini berbuat baik kepada rakyat dianggap pencitraan," ujar Romy saat menghadiri rakornas Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf di Hotel Empire Place, Surabaya, Jatim, Minggu (28/10).
Romy mengimbau seluruh pihak untuk melakukan kampanye mendidik dan adil di Pilpres 2019. Menurut dia, sungguhlah tidak tepat menyebut kebijakan yang jelas-jelas prorakyat sebagai pencitraan demi meraih simpati publik.
Menurut dia, Jokowi menggratiskan tarif di Jembatan Suramadu karena lalu lintas di sana masih belum maksimal.
"Perkembangannya masih relatif stagnan karena itulah kemudian pemerintah mencoba melakukan terobosan. Barangkali hari ini yang menjadi persoalan adalah masih dikenalkannya tarif di tol Suramadu itu," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Sehingga kemudian dia tidak lagi dijadikan tol berbayar tetapi tol tidak berbayar. Nah kita harapkan cita-cita awal berdirinya jembatan Suramadu untuk meningkatkan industrialisasi di Madura bisa tercapai dengan pembebasan kemarin," lanjut anggota DPR RI ini.
Selain itu, Romy meyakini narasi negatif yang dibangun kubu oposisi tidak akan banyak berpengaruh kepada elektabilitas Jokowi-Ma'ruf. Sebab, dari berbagai survei terlihat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf jauh di atas Prabowo-Sandi.
Romy menilai, kubu Prabowo-Sandi sudah hilang arah, sehingga selalu menjatuhkan calon petahana, termasuk menuding kebijakan pro-rakyat sebagai sebuah pencitraan.
"Saya melihat yang bisa dilakukan oleh sebelah adalah menjatuhkan, memprovokasi dan mempropaganda. Tapi saya ingatkan itu jangan diteruskan. Karena itu tidak baik untuk rakyat," tutup dia.
ADVERTISEMENT