Romy: PPP Endorse Kiai Ma'ruf Jadi Cawapres Sejak Lama

9 Agustus 2018 19:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PPP Romahurmuziy di Kafe Plataran Menteng, Jakarta, Kamis (9/8/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PPP Romahurmuziy di Kafe Plataran Menteng, Jakarta, Kamis (9/8/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi akhirnya memilih Kiai Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya di Pilpres 2019. Penetapan Kiai Ma'ruf sudah mendapat persetujuan dari seluruh ketum parpol koalisi.
ADVERTISEMENT
Ketum PPP Romahurmuziy menyatakan tidak terlalu kaget dengan pilihan Jokowi tersebut, karena sejak awal ia telah mengungkapkan identitas cawapres Jokowi berinisial 'M'. Dan PPP selaku parpol pendukung Jokowi juga telah menyuarakan nama Kiai Ma'ruf untuk masuk bursa cawapres.
"Kan dari awal bisa dicek jejak digitalnya, kami sendiri dari awal PPP sudah usul Kiai Ma'ruf. Pertama saya usul 3 Desember dan secara konsistem kami suarakan dan itu terus bergulir," ujar Romy sapaan akrabnya di Restoran Plataran, Menteng, Jakarta, Kamis (9/8).
Romy menjelaskan alasan dipilihnya Kiai Ma'ruf karena seluruh parpol koalisi ingin kombinasi kepemimpinan nasionalis-religius bisa terwujud di periode kedua pemerintahan. Selain itu, Kiai Ma'ruf menjadi pilihan yang tepat untuk meredam isu-isu SARA yang menjadi tren perpolitikan tanah air saat ini.
ADVERTISEMENT
Ia berharap masyarakat tidak memandang remeh sosok Kiai Ma'ruf, sebab Kiai Ma'ruf adalah figur dengan paket lengkap. Antara lain pernah jadi anggota Fraksi PPP dan PKB, pemimpin tertinggi NU, dan Ketum MUI yang anggotanya mencapai 37 ormas Islam di Indonesia. Belum lagi, pengetahuan Kiai Ma'ruf yang luas semakin meyakinkan seluruh ketum parpol menerima pilihan cawapres Jokowi.
"Karena isu-isu politik, kontestasi 2014, pilkada serentak dan pilpres ini masih isu kebencian berbasis SARA makanya kita parpol mencari figur yang melambangkan religiulitas dan meredam kebencian yang muncul di sosmed," ungkapnya.