Romy soal Puisi Fadli Zon: Sak Karepmulah

13 Februari 2019 20:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Romahurmuziy Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Romahurmuziy Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M. Romahurmuziy buka suara soal puisi Wakil Ketua Partai Gerindra Fadli Zon yang berjudul 'Doa yang Tertukar'. Puisi tersebut menuai protes berbagai pihak karena telah menyudutkan sesepuh PPP KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen.
ADVERTISEMENT
Menurut pria yang akrab dipanggil Romy ini, klarifikasi yang sudah disampaikan Fadli soal puisi itu bukanlah sebuah permintaan maaf. Bahkan menurut Romy, Fadli tidak ingin meminta maaf kepada sesepuh PPP KH Maimoen Zubair. Romy mengatakan, sudah jelas dalam puisi itu, kata 'Kau' ditujukan kepada Mbah Moen.
"Ya namanya ada yang tersinggung pasti enggak berani dong kalau dia meng-kau-kau-kan Mbah Moen. Tapi kan kalau kita analisis konten jelas kok. Kan makelarnya sudah disebut, bandarnya sudah disebut, penguasanya sudah disebut, jadi 'Kau'nya siapa lagi," kata Romy usai menghadiri pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur di Istana Merdeka, Rabu (13/2).
Romy menilai pernyataan Fadli yang menyebut puisi itu bukan ditujukan kepada Mbah Moen hanyalah pembenaran sepihak dari Fadli. Romy menilai Fadli tak mau meminta maaf atas puisinya tersebut.
ADVERTISEMENT
"Enggak ada lagi. Jadi saya pikir itu apology saja. Tapi kalau saya sederhana saja, karena dia kan mengatakan tidak mau minta maaf, komentar saya satu sak karepmu lah," ujar Romy.
Sebelumnya, Fadli menyebut puisi tersebut ditulis sebagai bentuk ekspresi dan tidak ditujukan kepada KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen. 
Fadli menegaskan ia menghormati Mbah Moen. Sehingga puisi tersebut bukan ditujukan kepada Mbah Moen, melainkan kepada seseorang atau yang ia sebut pihak kedua, yang akhirnya memenggal doa tersebut.
“Justru kita hormati Mbah Moen sedang berdoa. (Tapi) doanya dipenggal. Itu kan ada pihak kedua. Jadi tolong digunakan akal sehat,” tuturnya.
Sementara kata 'kau' yang dipermasalahkan itu, ditujukan Fadli kepada penguasa. Sehingga ia mempersilakan jika ada pihak yang ingin 'menggoreng' isu ini.
ADVERTISEMENT
“Mbah Moen saya hormati. (Kata 'kau') itu untuk kau penguasa. Itu kan puisi, tapi kalau mau digoreng-goreng, digoreng aja, silakan,” tegasnya.
Puisi tersebut diunggah Fadli pada 3 Februari 2019. Puisi tersebut disebut ditujukan untuk Mbah Moen yang sebelumnya kepeleset lidah menyebut nama Prabowo alih-alih Jokowi yang duduk di sampingnya saat sedang memimpin doa. Puisi itu mendapat kecaman dari sejumlah pihak. Salah satunya putri sulung Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Alissa Wahid, yang mempertanyakan apakah puisi itu merujuk pada Mbah Moen.
"Siapa bandar? Siapa pembisik? Siapa kacung makelar? Bukan 'Kau'," kata Alisa dalam kolom komentar.
Berikut penggalan puisi karangan Fadli yang kemudian dipermasalahkan:
"Doa yang sakral, kenapa kau tukar
ADVERTISEMENT
Direvisi sang bandar
Dibisiki sang kacung makelar
Skenarionya berantakan bubar
Pertunjukan dagelan vulgar."