Roy Suryo: Pak SBY Menang Pilpres 2004 karena Split Voters

23 Januari 2019 17:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Politikus Partai Demokrat Roy Suryo menghadiri acara HUT Ke-17 Partai Demokrat. (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
zoom-in-whitePerbesar
Politikus Partai Demokrat Roy Suryo menghadiri acara HUT Ke-17 Partai Demokrat. (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
ADVERTISEMENT
Fenomena split voting atau kader yang memiliki sikap politik yang berbeda dengan parpolnya, menjadi variabel yang sangat diperhitungkan partai politik setiap pemilu terutama Pilpres.
ADVERTISEMENT
Politikus Partai Demokrat Roy Suryo menyebut fenomena split voting sudah terjadi sejak Pemilu 2004, yang saat itu dimenangkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla.
Roy mengungkapkan, Partai Demokrat memang bukan partai pemenang di Pileg 2004, yang saat itu dimenangkan Partai Golkar. Namun, SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat itu berhasil terpilih sebagai presiden, meski partainya hanya memperoleh suara 7,45 persen di pileg.
"Jika kita buka memori di 2004 lalu, pemenang pemilu adalah Golkar, lalu PDIP. Demokrat hanya 7,45 persen. Tapi karena sebagian besar dari Golkar sampai 45 persen memilih lebih kepada Pak SBY dan Pak JK dibandingkan Pak Wiranto, maka (split voting) inilah yang terjadi," kata Roy di Kantor Indikator Politik Indonesia, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (23/1).
Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla. (Foto: AFP/BAY ISMOYO)
zoom-in-whitePerbesar
Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla. (Foto: AFP/BAY ISMOYO)
Roy mengakui di Pilpres 2019 ini ada beberapa kadernya yang condong mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, yang bukan diusung oleh Partai Demokrat. Bahkan, Roy mengungkapkan, partainya telah memberikan kesempatan dan kebebasan kepada kadernya untuk memilih antara Jokowi dan Prabowo.
ADVERTISEMENT
Namun, ia menyebut tingkat split voters di internal Demokrat semakin menurun, seiring dengan aktifnya partai dalam memenangkan Prabowo-Sandiaga. Apalagi menjelang akhir masa kampanye, SBY akan turun ke lapangan dan ikut berkampanye untuk Prabowo-Sandi.
"Artinya fenomena ini benar ada dan kami mengakui awalnya Demokrat split. Tapi sekarang sudah semakin menurun dan itu akan terus menurun mendekati 17 April. Apalagi di bulan terakhir (nanti) Pak SBY akan lebih banyak turun dan akan memberikan dukungan yang signifikan ke pasangan Prabowo-Sandi," jelasnya.
Menurunnya tingkat split voters di internal Demokrat, menurut Roy, menunjukkan bahwa Demokrat semakin solid untuk memenangkan Prabowo-Sandi. Meski ia juga menyadari partai koalisi lain seperti Partai Berkarya yang kadernya masih terbelah dukungannya antara Jokowi dan Prabowo.
ADVERTISEMENT
"Dan kalau kita lihat kemarin, masih sebelum akhir tahun, kawan-kawan Demokrat diberikan kebebasan untuk memilih paslon 01 atau 02. Di awal tahun dengan aktifnya internal Demokrat di pemenangan Prabowo-Sandi, juga (berpengaruh terhadap) turun angka split voting. Itu membuktikan kami mendukung dengan serius kepada pasangan 02," pungkasnya.