Rudal Nuklir Hipersonik Rusia Bisa Hantam AS dalam Lima Menit

22 Februari 2019 14:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi peluncuran rudal. Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peluncuran rudal. Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Rusia mengklaim tengah mengembangkan rudal nuklir super-canggih dan cepat untuk mengancam Amerika Serikat. Saking cepatnya, tidak akan ada sistem pertahanan yang mampu mengadang rudal ini.
ADVERTISEMENT
Rudal bernama Tsirkon atau Zircon ini diumumkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin Rabu malam lalu. Kecepatannya Mach 9 atau lebih dari 11 ribu km/jam dengan jarak tembak hingga 1.000 kilometer.
Rudal yang dikembangkan sejak 2011 ini bisa ditembakkan dari darat atau udara, dari kapal perang atau kapal selam. Jarak AS dan Rusia memang jauh, namun militer bisa memperpendek jarak jika menembaknya dari laut internasional dekat pantai Amerika.
Inilah yang disebut oleh Putin. Dia mengatakan akan menempatkan kapal perang atau kapal selam bersenjatakan Zircon mendekati AS. Langkah ini akan dilakukan jika Presiden Donald Trump memutuskan keluar dari Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak-Menengah (INF) dan menempatkan rudal nuklir mereka di Eropa.
Ilustrasi peluncuran rudal. Foto: Shutter stock
Menurut mantan laksamana angkatan laut Rusia Vsevolod Khmyrov kepada media Rusia TASS, Kamis (21/2), tidak ada tameng pertahanan yang mampu menangkis serangan Zircon. Dia mengatakan, jika Zircon ditembakkan oleh kapal perang di jarak 500 km dari bibir pantai AS, rudal itu akan mampu mencapainya dalam waktu lima menit.
ADVERTISEMENT
Dengan kecepatan itu, kata Khymrov, AS memang bisa mendeteksi radar namun mustahil untuk menghentikannya. "Sistem hipersonik seperti Zircon akan mematahkan seluruh sistem pertahanan rudal," kata dia.
"Jumlah kapal perang dan kapal selam yang dilengkapi dengan rudal Zircon dalam misi perang di Atlantik Barat dan Timur Pasifik dua sampai tiga kapal, yang masing-masing membawa 40 rudal," lanjut Khymrov lagi.
Keberadaan rudal Zircon telah dideteksi oleh intelijen AS. Desember tahun lalu, sumber pemerintah AS kepada CNBC menyebut laporan intelijen yang menunjukkan Rusia telah menguji coba Zircon sebanyak lima kali pada 2015. Ketika itu, kecepatan Zircon mencapai Mach 8 atau sekitar 9.800 km/jam.
Namun menurut prediksi intel AS, Rusia baru menggunakan Zircon setidaknya pada 2022.
ADVERTISEMENT
Menghadapi ancaman Zircon, AS juga tidak ingin ketinggalan mengembangkan senjata hipersonik. Pada Agustus 2018 lalu, AS teken kontrak sebesar USD 480 juta atau Rp 6,7 triliun dengan Lockheed Martin untuk pengembangan senjata jenis ini.