Rumania Akan Pindahkan Kedubesnya di Israel ke Yerusalem

25 Maret 2019 4:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Rumania Viorica Dancila Foto: JOHN THYS / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Rumania Viorica Dancila Foto: JOHN THYS / AFP
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Rumania, Viorica Dancila, berjanji akan memindahkan kedutaan besarnya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
ADVERTISEMENT
Dilansir AFP, Minggu (24/3), hal itu ia ucapkan di Washington, AS, pada Minggu (24/3) waktu setempat, sebelum dihelatnya konferensi tahunan American Israel Public Affairs Commitee (AIPAC), sebuah kelompok lobi berpengaruh yang bertujuan meningkatkan hubungan dekat antara Amerika Serikat dan Israel.
Keputusan Dancila ini menyusul kebijakan Presiden Trump yang telah memindahkan kedutaan besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Papan jalan Kedutaan Besar AS di Yerusalem. Foto: Reuters/Ronen Zvulun
Meski begitu, apa yang dilakukan Dancila dinilai bertentangan dengan sikap Presiden Rumania, Klaus Iohannis. Menurut Iohannis, apa yang akan dilakukan Dancila merupakan bentuk pelanggaran hukum internasional.
Iohannis mengatakan, bahwa dalam kasus apa pun, kebijakan Dancila tetap membutuhkan persetujuan presiden.
Namun Dancila mengaku akan tetap menjalankan kebijakannya tersebut.
"Saya sebagai Perdana Menteri Rumania, dan pemerintah yang saya kelola akan memindahkan kedutaan kami ke Yerusalem," ujar Dancila.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyambut baik keputusan Dancila.
"Saya mengucapkan selamat kepada teman saya, Perdana Menteri Rumania, Viorica Dancila, atas pengumumannya di AIPAC bahwa dia akan berusaha menyelesaikan prosedur yang diperlukan untuk membuka kedutaan Rumania di Yerusalem," kata Netanyahu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: REUTERS/Gali Tibbon
Sikap ini mengundang kecaman dari pejabat senior Palestina, Saeb Erekat. Ia menyebutnya sebagai pelanggaran secara nyata terhadap hak-hak Palestina, hukum internasional, dan resolusi PBB.
Dia meminta Uni Eropa untuk mengambil tindakan atas keputusan itu dan mengatakan masalah ini akan dibahas di Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI).