Rupa-rupa Pelanggar Lawan Arus di Pasar Minggu

18 Oktober 2018 13:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Benang kusut Pasar Minggu (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Benang kusut Pasar Minggu (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Melawan arus memang berbahaya. Semua orang tahu itu. Namun di Jakarta, bahaya dan larangan selalu dapat dinegosiasi. Dalih memperpendek waktu jadi argumen. Dan ya, perempatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, adalah tempat paling ‘aman’ untuk itu.
ADVERTISEMENT
Maka, kami berempat, reporter kumparan, berada di sana selama rentang 12-15 Oktober. Kami menghitung jumlah pelanggar lalu lintas yang melawan arus di perempatan tersebut.
Berdasarkan hasil pantauan, kami memperoleh data bahwa ada 24.604 pelanggar selama 13 jam berturut-turut pada empat hari tersebut. Kami menghitungnya sejak pukul 07.00 hingga pukul 20.00 WIB.
Mata kami tak lelah memperhatikan para pengendara yang melawan arus. Mereka terdiri dari sejumlah kalangan yang hendak ke Stasiun Pasar Minggu, ke arah Kalibata, ataupun sekadar ingin putar balik ke Jalan Raya Ragunan.
Polda Metro Jaya pada pertengahan 2017 mencatat bahwa pelanggaran lalu lintas tertinggi adalah tindak melawan arus. Berdasarkan Operasi Patuh Jaya 2017 yang digelar sejak 9-16 Mei 2017, tercatat ada 7.709 kendaraan yang melawan arus di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Ribuan pelanggar yang tercatat Polda Metro adalah mereka yang ditilang pada saat operasi tersebut. Ini berbeda dengan pantauan kami yang menghitung bahkan di saat tak ada polisi. Di saat tak ada informasi mengenai adanya penilangan pada hari-hari tersebut.
Oleh sebab itu, data pelanggaran yang kami miliki di Perempatan Pasar Minggu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan data pelanggaran selama delapan hari yang di seantaro Jakarta yang dirilis Polda Metro.
Paling tidak, ini menunjukkan bahwa Perempatan Pasar Minggu memang tidak baik-baik saja. Ada ribuan pengendara sepeda motor yang setiap hari melanggar demi menghindari jalan memutar yang dinilai jauh.
Selama empat hari itu pengamatan itu pula, kami melihat berbagai wajah yang melanggar. Lantas, siapa saja mereka?
ADVERTISEMENT
1. Ojek Online
Potret pengendara sepeda motor yang melawan arus di perempatan Pasar Minggu (Foto: Rizki Baiquni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Potret pengendara sepeda motor yang melawan arus di perempatan Pasar Minggu (Foto: Rizki Baiquni/kumparan)
Ojek online kini menjadi bagian dari jalanan Jakarta. Di perempatan, kami seringkali melihat mereka melawan arus demi menjemput calon penumpang di Stasiun Pasar Minggu.
Memang, untuk memutar membutuhkan waktu yang cukup lama. Butuh waktu 10 menit dalam kondisi lancar bila jujur untuk memutar di pertigaan dekat Stasiun Pasar Minggu Baru. Namun, kenyatannya banyak yang memilih untuk melawan arus untuk mempersingkat waktu.
Pelanggaran kedua kemudian terjadi lagi apabila penumpang mereka hendak melewati Jalan Raya Ragunan. Sebab, mereka akan memilih melawan arus dibandingkan dengan memutar lagi.
2. Emak-emak
Potret pengendara sepeda motor yang melawan arus di perempatan Pasar Minggu. (Foto: Rizki Baiquni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Potret pengendara sepeda motor yang melawan arus di perempatan Pasar Minggu. (Foto: Rizki Baiquni/kumparan)
Sejumlah emak-emak ternyata juga melawan arus. Bagaimana pun, Perempatan Pasar Minggu merupakan area pasar tradisional. Diapit pula oleh pusat perbelanjaan Ramayana.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang kami lihat, ada emak-emak berusia sekitar 35 tahun yang membawa anak berusia sekitar enam tahun. Saat melawan arus, ia tampak kebingungan kala di depannya ada bus transjakarta. Ia pun terus menunggu hingga bus itu bergeser sedikit ke kanan.
Bukan hanya itu, ia juga tak menggunakan helm saat mengendarai sepeda motor. Anak di belakangnya pun juga tak menggunakan pelindung kepala tersebut.
3. PNS
Pegawai Negeri Sipil (PNS) juga tampak melanggar lalu lintas. Kami melihat seorang berseragam cokelat lengkap dengan logo DKI melawan arus saat hendak menuju Jalan Raya Ragunan dari arah Kalibata.
Saat itu terjadi, kami tak sempat mengabadikan momen tersebut. Kami menduga ia akan ke Kantor Kecamatan Pasar Minggu yang jaraknya sekitar 2,9 km dari perempatan.
ADVERTISEMENT
4. Polisi
Potret pengendara sepeda motor yang melawan arus di perempatan Pasar Minggu (Foto: Rizki Baiquni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Potret pengendara sepeda motor yang melawan arus di perempatan Pasar Minggu (Foto: Rizki Baiquni/kumparan)
Polisi yang seharusnya menindak pelanggaran, terlihat juga melakukan pelanggaran. Kami melihatnya saat melawan arus ke Jalan Raya Ragunan.
Berseragam lengkap dengan helm di kepala, ia dengan santainya melawan arus kendaraan dari arah Lenteng Agung yang hendak ke arah Kalibata.
5. Tentara
Potret pengendara sepeda motor yang melawan arus di perempatan Pasar Minggu. (Foto: Rizki Baiquni)
zoom-in-whitePerbesar
Potret pengendara sepeda motor yang melawan arus di perempatan Pasar Minggu. (Foto: Rizki Baiquni)
Oknum TNI tak luput dari pelanggaran lalu lintas. Kami menyaksikannya saat melakukan pantauan di titik Jalan Raya Ragunan.
Kami melihat ada dua orang anggota TNI yang tengah berboncengan menggunakan sepeda motor matic. Salah satunya membawa senapan laras panjang.
6. Masyarakat Umum
Pelanggar lalu lintas di simpang Pasar Minggu (Foto: Muhammad Fadli Rizal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelanggar lalu lintas di simpang Pasar Minggu (Foto: Muhammad Fadli Rizal/kumparan)
Dari semua pelanggar, masyarakat umum adalah yang terbanyak. Mereka adalah orang tua, pelajar, perempuan, mahasiswa, dan banyak lagi lainnya.
Masyarakat memang unik, kami melihat ada yang bonceng tiga, tidak pakai helm pula. Ada yang lampunya tidak menyala, serta berbagai pelanggaran lalu lintas lainnya. Berbagai pelanggaran itu digenapkan dengan melawan arus.
Pelanggar lalu lintas di simpang Pasar Minggu (Foto: Muhammad Fadli Rizal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelanggar lalu lintas di simpang Pasar Minggu (Foto: Muhammad Fadli Rizal/kumparan)
ADVERTISEMENT