Rusia Tuduh AS Latih Milisi Eks ISIS

27 Desember 2017 17:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ISIS (Foto: REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ISIS (Foto: REUTERS)
ADVERTISEMENT
Panglima Militer Rusia Valery Gerasimov melontarkan pernyataan terkait perang saudara yang tak kunjung usai di Suriah. Ia menuduh Amerika Serikat (AS) melatih militan eks ISIS untuk terus mengacaukan negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Gerasimov menyebut, pangkalan militer AS yang berada di Tanf merupakan tempat pelatihan milisi eks ISIS. Tempat tersebut terletak di selatan Suriah berbatasan dengan Irak.
Dia mengatakan, pangkalan militer itu keberadaannya ilegal. Area di sekitaranya pun adalah 'lubang' yang digunanakan milisi ISIS menjalankan operasinya tanpa bisa diendus Tentara Suriah dan sekutunya.
Dalam beberapa bulan terakhir, ISIS semakin terpojok baik di Suriah mau pun di Irak. AS menyebut mereka Pangkalan Militer Tanf adalah tempat melatih mitra lokal mereka membasmi ISIS.
Tetapi, alasan itu tidak diterima Gerasimov. Dalam pandangannya Negeri Paman Sam telah melatih milisi eks ISIS yang sudah berganti nama jadi Tentara Suriah Baru atau New Syrian Army demi terus memelihara perselisihan dan kekacauan di Suriah hingga Presiden Bashar Al-Assad lengser.
ADVERTISEMENT
Dia menegaskan, pernyataan itu bukan sembarang komentar. Gerasimov menyatakan, satelit dan drone Rusia berhasil menanggkap gambar Tentara AS melatih milisi eks ISIS.
"Realitanya mereka dilatih di sana," jelas Gerasimov seperti dikutip dari Reuters, Rabu (27/12).
Selain di Tanf, milisi eks ISIS juga dilatih di tempat lain termasuk di Shadadi. Di dearah tersebut juga terdapat pangkalan militer AS.
"Sebetulnya mereka tetaplah ISIS, tapi setelah mereka latihan bersama, mereka mengubah nama. Tugasnya sama, mengacaukan situasi dan kondisi," papar Gerasimov.
Rusia pada bulan ini memutuskan menarik setengah pasukannya dari Suriah. Tetapi masih menyisahkan fasilitas militer di pangkalan udara dan laut. Putusan itu diambil sebagai langkah antisipasi agar jika ISIS kembali bangkit dengan nama yang sama atau berbeda, mereka tetap bisa menangkalnya.
ADVERTISEMENT
Mendengar tudingan tersebut, AS segera mengeluarkan bantahan. Washington menegaskan, tujuan utama mereka membasmi ISIS bukan menyediakan tempat perlindungan dan memelihara kelompok teror itu.