Rusuh Mako Brimob, DPR Minta Evaluasi Jumlah Sipir dan Tahanan

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)

Kerusuhan antara napi terorisme vs Densus 88 di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua menewaskan enam orang. Ketua DPR Bambang Soesatyo mendorong Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) untuk mengevaluasi perbandingan jumlah sipir dan jumlah tahanan.

Sebab, Bamsoet menduga, salah satu faktor penyebab kerusuhan tersebut adalah jumlah sipir dan tahanan yang tidak ideal.

"Evaluasi terhadap rasio jumlah sipir yang tidak berbanding lurus terhadap jumlah tahanan guna mengantisipasi terulangnya kerusuhan di dalam lapas," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Rabu (9/5).

Tak hanya itu, Bamsoet berharap Kemenkumham lebih aktif lagi meningkatkan program pembinaan tahanan yang berkaitan dengan kerohanian dan keterampilan. Serta, meningkatkan kewaspadaan terhadap setiap tahanan.

Kondisi terkini area Mako Brimob (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)

Lebih lanjut, Bamsoet mengaku saat ini menunggu penjelasan resmi dan terbuka dari pihak kepolisian atas insiden kerusuhan tersebut. Dia meminta agar dalang kerusuhan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua bisa diungkap dan diusut tuntas.

"Mendorong Kepolisian untuk mengusut tuntas dan mengungkapkan secara detail penyebab dan kronologi terjadinya kerusuhan, serta memperketat pengamanan dan pengawasan di Mako Brimob dan sekitarnya, serta mengamankan sejumlah senjata api yang berhasil direbut oleh tahanan," tuturnya.

Mako Brimob mencekam. (Foto: Bagus P/kumparan)

Sementara itu, anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu mengaku optimistis kepolisian bisa mengatasi dan mengendalikan situasi di Rutan Mako Brimob. Pihaknya berencana akan melakukan kunjungan untuk melihat secara langsung kondisi Rutan Mako Brimob.

"Setelah masa reses ini juga nanti kami dan teman-teman di komisi akan ada rencana untuk melakukan kunjungan spesifik ke Mako Brimob Kepala Dua," jelas Masinton.