RUU Ekstradisi Ditunda, Kini Warga Hong Kong Tuntut Pemimpinnya Mundur

16 Juni 2019 11:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Massa demonstran yang menuntut mundurnya Carrie Lam di Hong Kong, China, Minggu (16/6). Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha
zoom-in-whitePerbesar
Massa demonstran yang menuntut mundurnya Carrie Lam di Hong Kong, China, Minggu (16/6). Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha
ADVERTISEMENT
Setelah Rancangan Undang-Undang Ekstradisi warga Hong Kong ke China daratan ditangguhkan, demonstrasi tampaknya belum akan berhenti. Kini warga Hong Kong menuntut pemimpinnya, Carrie Lam, melepaskan jabatan.
ADVERTISEMENT
Tuntutan itu akan disuarakan dalam demonstrasi pada Minggu (16/6). Pihak yang mengajak warga berdemo mengharapkan ada satu juta orang turun ke jalan untuk menuntut mundur Carrie Lam sebagai Kepala Eksekutif Hong Kong.
Demonstrasi ini digelar karena ada kelompok yang tidak puas dengan langkah Lam menanggapi protes dengan penangguhan RUU Ekstradisi. Mereka ingin rancangan regulasi itu dihapus.
"Jika dia tidak menghapus seluruh undang-undang kontroversial ini, itu berarti kami tidak akan mundur. Dia bertahan, kami bertahan," kata Claudia Mo, anggota parlemen Hong Kong yang pro-demokrasi, dikutip Reuters.
Kepala Eksekutif Hongkong, Carrie Lam. Foto: AFP/ANTHONY WALLACE
Mengenai adanya permintaan agar dirinya mengundurkan diri sudah ditanggapi Lam. "Beri kami kesempatan lagi," katanya, Sabtu (15/6).
Demo di Hong Kong menolak RUU ekstradisi ke China terjadi hampir sepekan. Selama kurun waktu tersebut, Hong Kong hampir lumpuh.
ADVERTISEMENT
Para demonstran menolak RUU ekstradisi ke China dengan alasan aturan tersebut berpotensi disalahgunakan China. Mereka khawatir dengan disahkannya RUU itu maka China akan mengincar musuh-musuh politiknya di Hong Kong.
RUU ini juga dikhawatirkan semakin mengikis prinsip "satu negara, dua sistem" dengan campur tangan China di pengadilan Hong Kong.