Saat Beban Mental Menggelayuti Aries 'Spiderwoman' di Asian Games

30 Agustus 2018 11:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Emas Para Juara Asia (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Emas Para Juara Asia (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bagi Aries Susanti Rahayu (23), melakoni perlombaan panjat tebing di Asian Games 2018 jauh lebih berat daripada kejuaraan dunia. Meski cakupannya lebih sempit, namun mental yang harus disiapkan justru lebih besar.
ADVERTISEMENT
Kuatnya dukungan dari warga Indonesia bagaikan sembilu bagi peraih juara dunia di nomor women's speed pada Kejuaraan Dunia di Chongqing, China, ini. Di satu sisi menjadi pelecut semangat, sedangkan di sisi lain seolah menjadi beban.
Terlebih untuk pertama kalinya keluarga Aries menyaksikan langsung ia bertanding di level internasional.
Emas Para Juara Asia (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Emas Para Juara Asia (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Beruntung perempuan berjulukan 'spiderwoman' ini bisa mengendalikan emosinya dan berhasil merebut emas. Medali emas itulah yang pertama kali dipersembahkan dari Palembang dalam gelaran Asian Games 2018.
Di level Asia, Aries memang seolah tak memiliki lawan berat. Biasanya gadis asal Grobogan, Jawa Tengah, ini bersaing ketat dengan pemanjat-pemanjat dari Rusia dan Prancis. Maka tak heran kali ini yang harus dia lawan justru emosi dari dalam diri.
ADVERTISEMENT
"Lawan terberat adalah diri sendiri," ujar Aries sambil terkekeh saat wawancara di hotel tempatnya menginap di Palembang, Sabtu (25/8).
"Tapi kalau negara, China," imbuhnya.
Emas Para Juara Asia (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Emas Para Juara Asia (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Meski berhasil meraih emas, Aries tak puas dengan catatan waktunya kali ini yakni 7,61 detik. Dia berharap bisa memecahkan rekor pemanjatannya di angka sekitar 7,1 detik.
"Saya memang tidak perform kali ini," ujarnya.
Aries tak membeberkan alasannya. Dia hanya menegaskan akan berlatih lebih keras jika pemerintah memberinya kesempatan berlaga di Olimpiade Tokyo 2020.
Di olimpiade nanti, nomor yang akan dipertandingkan adalah combine, yakni gabungan antara speed, boulder, dan lead. Aries memang tak unggul di nomor ini terutama boulder dan lead. Namun dia yakin jika mengikuti latihan serius, dia mampu bersaing dengan pemanjat-pemanjat kelas dunia lainnya.
ADVERTISEMENT
“Mohon dukungan dari pemerintah buat panjat tebing. Kita tuh punya peluang berkompetisi di level dunia, jadi mohon dukungan mungkin bentuknya pelatnas jangka panjang,” ujar Aries.
Aries Susanti Rahayu. (Foto: Dok. FPTI)
zoom-in-whitePerbesar
Aries Susanti Rahayu. (Foto: Dok. FPTI)
Tahun ini dan sepanjang tahun 2019, Aries dan teman-temannya akan mengikuti beberapa seri kejuaraan internasional untuk menambah jam terbang menuju Olimpiade 2020.
Mimpi Aries bukan tanpa dasar. Aries memang terhitung baru di Pelatnas dibanding teman-temannya yang lain. Dia 'ditemukan' oleh pelatih Hendra Basir yang langsung tertarik dengan kemampuannya memanjat wall speed.
Aries kemudian dijadikan sparing partner bagi Timnas Panjat Tebing yang sedang melakoni Pelatnas di Yogyakarta. Secara mengejutkan, Aries mampu mengalahkan atlet-atlet yang lebih senior. Pada pertengahan 2017, Aries secara resmi ditarik ke Pelatnas.
Kegemberiaan Aries saat meraih juara 1 dunia. (Foto: Dok. IFSC)
zoom-in-whitePerbesar
Kegemberiaan Aries saat meraih juara 1 dunia. (Foto: Dok. IFSC)
Di tahun yang sama dia mengikuti sejumlah kejuaraan internasional. Aries langsung masuk meraih perunggu dalam kejuaraan internasional pertamanya yakni Asian Championship 2017 di Teheran, Iran.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini sudah puluhan medali diraih Aries. Namun mahasiswi Universitas Muhammadiyah Semarang ini masih belum puas. Harapan terbesarnya saat ini adalah berlaga di Olimpiade Tokyo 2020.
---------------------
Simak cerita atlet lain selengkapnya dalam konten spesial kumparan dengan follow topik Emas Para Juara Asia.