news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Saat Jokowi Tunjukkan Foto Editan Aidit dan Dirinya di Depan Relawan

7 April 2018 17:22 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi bertemu relawan di Bogor. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi bertemu relawan di Bogor. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Isu PKI, membuat Presiden Joko Widodo geram. Bayangkan saja, ada oknum-oknum nakal di media sosial yang menyebut Jokowi anggota PKI.
ADVERTISEMENT
Termasuk, kata Jokowi, keberadaan foto dirinya berdiri di samping DN Aidit yang tengah berpidato. Jokowi merasa hal itu semakin tak masuk akal lantaran saat Aidit berpidato dirinya belum lahir.
"Ada gambar coba lihat di medsos, kayak gini, (nunjukin editan foto dirinya dan dan Aidit). Ini waktu dan Aidit pidato tahun '55, saya cari ini tahun berapa ini, tahun 55. Saya lahir belum, sudah jejeran sama DN Aidit coba," ungkap Jokowi saat berpidato di acara konvensi nasional Galang Kemajuan (GK) Jokowi di Bogor, Sabtu (7/4).
"Ini isu-isu apa-apaan ini, enggak beradab seperti itu," tegasnya dengan nada tinggi.
Jokowi bertemu relawan di Bogor. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi bertemu relawan di Bogor. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
Terkait isu keanggotaan PKI, Jokowi menyampaikan telah menampiknya di berbagai kesempatan. Termasuk, kata dia saat bertemu dengan para santri di berbagai daerah.
ADVERTISEMENT
"Tahun 1965 PKI dibubarkan, saya itu baru berumur 3-4 tahun, masak ada PKI balita. Saya baru empat tahun, apa ada PKI balita?" kata Jokowi di hadapan para relawannya.
Tak hanya isu PKI, Jokowi juga sempat mengungkapkan kegeramannya terhadap isi yang menerpanya. Seperti antek asing, antek 'aseng', utang ke luar negeri, hingga proyek infrastruktur yang tengah digarap.
"Isu PKI ilang, ilang. Ganti lagi, isu infrastruktur, karena infrastruktur itu kita bangun besar-besaran dan rakyat memberikan apresiasi, dan dari situ. Kita ngerti semuanya, bahwa membangun itu kadang-kadang ada yang salah, ada yang khilaf, ya itu yang kita benahi. Kita itu manusia biasa yang penuh dengan kesalahan dan kekurangan," ujarnya.