Saat Milenial dari Seluruh Dunia Serukan Masalah Iklim di COP24

4 Desember 2018 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi milenial kampanyekan masalah perubahan iklim di COP24. (Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi milenial kampanyekan masalah perubahan iklim di COP24. (Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sejumlah milenial dari seluruh dunia menyerukan kampanye lingkungan dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB atau Conference of Parties (COP) UNFCCC ke-24 di Kota Katowice, Polandia. Mereka membawa berbagai pamflet bertuliskan kampanye lingkungan dan perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Para milenial ini tak hanya sekadar berbicara di depan publik, namun juga menyerukan agar keadilan lingkungan dapat terjadi di seluruh negara, khususnya negara-negara berkembang. Mereka juga ingin pembiayaan masalah iklim, bisa fokus bagi negara-negara berkembang.
“Berhenti membiayai bahan bakar fosil. Pendanaan iklim adalah kewajiban Anda, bukan amal. Selama ini kita melawan dari bawah demi mendukung negara berkembangan untuk mencapai keadilan dan kita harus saling berbagi,” seru salah satu orator di lokasi, Selasa (4/12).
Mereka juga mendesak agar COP24 menghasilkan suatu kerangka kerja dari Perjanjian Perubahan Iklim Paris atau Paris Agreement. Sehingga, perjanjian tersebut bisa segera diimplementasikan demi mencapi target yang telah disepakati bersama.
Aksi milenial kampanyekan masalah perubahan iklim di COP24. (Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi milenial kampanyekan masalah perubahan iklim di COP24. (Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan)
“Konferensi ini untuk keberlangsungan hidup. Kita mengajak masyarakat untuk terlibat dalam mengatasi perubahan iklim. Kita berharap lebih dari COP24,” ungkap orator lainnya.
ADVERTISEMENT
Perjanjian Paris diterbitkan pada COP21 tahun 2015 silam. Perjanjian ini menyepakati setiap negara peserta harus mengurangi emisi gas rumah kaca atau karbon dioksida. Hal ini untuk mendukung pengurangan laju pemanasan global hingga di bawah 1,5-2 derajat celcius selambat-lambatnya pada 2030.
Namun sayangnya hingga saat ini, kerangka kerja dan pedoman dari perjanjian tersebut belum rampung. Sementara itu, Bank Dunia telah meresmikan program untuk mengatasi perubahan iklim hingga USD 200 miliar atau Rp 2.850 triliun selama lima tahun dari 2021-2025.