Saat Sebuah Amplifier Hilangkan Nyawa di Bekasi

7 Agustus 2017 9:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pembunuhan (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembunuhan (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siang tanggal 1 Agustus 2017, Rojali sedang melayani pembeli di konter pulsa miliknya di kawasan Babelan, Bekasi, Jawa Barat. Sebenarnya tak ada yang aneh dari siang hari tersebut, kecuali seorang pria yang beberapa kali bolak balik dari luar ke Musala Al Hidayah, tak jauh dari tempatnya berjualan.
ADVERTISEMENT
Rojali pun curiga. Karena pria tersebut bukanlah warga sekitar yang dia kenal. Beberapa kali bolak balik pun, pria tersebut tak bertegur sapa dengan Rojali, yang juga merupakan marbut di musala tersebut. Namun saat itu Rojali tak ingin berprasangka, dan masih berpikir kalau pria ini hanyalah masyarakat biasa yang ingin menunaikan ibadah.
"Saat dia awal mau masuk musala, dia parkir di samping counter saya kepapasan, pulangnya pun kami kepapasan juga. Antara dia masuk kemari sama keluar, kami papasan, dua kali papasan tanpa tegur sapa sama sekali, enggak ada basa basi. enggak ada tegur sapanya sama sekali," jelas Rojali ketika ditemui kumparan, 5 Agustus lalu.
Namun rasa curiga itu menjadi besar, ketika seorang warga setempat yang akrab disapa Mang Haji Zainul, datang ke musala untuk mengecek kesiapan alat-alat yang akan digunakan malam hari untuk acara kegamaan. Namun saat ingin mengganti mic, Mang Zainul memanggil dirinya dengan setengah berteriak karena tak menemukan amplifier pengeras suara di musala tersebut.
ADVERTISEMENT
"Dia bilang ampli enggak ada, saya bilang tadi ada saya pake azan ashar. Saya jalan kemudian masuk ke musala, betul ampli udah enggak ada. Cuma saya tadi dari tadi emang udah curiga sama orang itu, secara spontanitas batin saya mengatakan itu orang yang tadi yang makai motor merah (yang ngambil)," jelas Rojali.
Rojali yang penasaran langsung tancap gas menggunakan sepeda motor untuk mengejar pria tersebut.Setelah 15 menit berkeliling, akhirnya Rojali berhasil menemukan pria itu, tak jauh dari kawasan Kampung Soga, yang jaraknya 3 Km dari musala. Tanpa pikir panjang, Rojali pun langsung menghampiri pria tersebut, yang saat itu sedang menepi di pinggir jalan di atas motornya. Terkejut dengan kedatangan Rojali, pria ini langsung menyalakan motornya. Nahas, MA malah jatuh ke dalam sungai kemudian lari terbirit-birit ke arah seberang sungai.
ADVERTISEMENT
Tak diketahui mengapa MA malah lari ketika dihampiri Rojali. Padahal saat itu juga Rojali tak berteriak apapun, hanya sekedar menghampiri ingin bertanya.
Rojali pun kemudian mengecek sepeda motor yang ditinggalkan pria tersebut. Benar saja, di motor itu Rojali menemukan amplifier, yang mirip sekali dengan yang dimiliki musala.
"Ternyata ada ampli di sana dan itu setelah diangkat motornya dan cek amplinya, ternyata benar ampli musala kita. Terlihat dari potongan kabelnya, di atas bagian amplinya ada kotoran burung, karena plapon kita belum ada, suka ada burung gereja yang buang kotoran di situ. Itu mereknya juga TOA, saya kenal ampli itu," imbuh Rojali.
Saat Rojali sedang sibuk membenarkan poisi motor MA yang terjatuh dan mengamankan ampli masjid, pria yang kabur itu nahasnya terjebak di kerumunan massa yang sebagian besar terdiri dari sekelompok anak-anak muda. Massa yang emosi kemudian menggebuki pria ini, meski Rojali sudah mengingatkan mereka kalau dia bukanlah maling motor, melainkan hanya mencuri amplifier.
ADVERTISEMENT
Saat itu Rojali juga mengingatkan warga untuk tak main hakim sendiri dan melaporkan saja ke pihak berwajib. Tak lama setelah mengingatkan massa, dia melaporkan kejadian tersebut ke Bimaspol setempat. Oleh Bimaspol, laporan tersebut dilaporkan ke Polsek Babelan. Namun nahas, imbauan Rojali tak dihiraukan massa yang terlanjur mengamuk dan kemudian membakar MA hingga tewas.
Siti Zubaidah. (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Siti Zubaidah. (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
Pria yang belakangan diketahui berinisial MA ini pun akhirnya tewas di tangan massa yang emosi. Kejadian tersebut, dilaporkan ke Siti Subaidah (25), yang tak lain adalah istri MA. Wanita beranak dua dan sedang hamil 6 bulan tersebut tak habis pikir dengan sikap main hakim sendiri yang dilakukan oleh warga masyarakat.
Saat peristiwa terjadi, kata Siti, ia sedang berada di rumah bersama putra pertamanya, Alif Saputra. Siti baru mengetahui kabar tersebut saat dirinya membuka Facebook. Tak lama kemudian, pihak kepolisian berkunjung ke rumahnya untuk melakukan konfirmasi. Setelah membenarkan foto yang ditunjukan polisi adalah suaminya, Siti pun langsung digiring ke Polsek Babelan untuk melihat jenazah suaminya.
ADVERTISEMENT
Namun terlambat, setiba di sana jasad sang suami sudah dipindahkan ke Rumah Sakit Kramat Jati, Jakarta Timur. Ia pun langsung bergegas mengurus pengambilan jenazah suaminya dari rumah sakit untuk dimakamkan.
Siti mengaku dirinya tak bisa melihat kondisi tubuh suaminya sebelum dimakamkan, karena jasad MA sudah dibalut plastik dan kafan saat ia datang ke rumah sakit. "Enggak bisa (lihat), saya juga mau lihat soalnya udah diplastikin katanya di-scan enggak bisa. Yah mungkin kalau dibuka keadaan fisiknya kayak gimana saya enggak tau. Enggak bisa. Udah dikafanin," ucap Siti.
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, AKBP Rizal Marito, membenarkan ada seorang yang diamuk massa karena diduga mencuri. Namun, berdasarkan bukti awal, dia membantah kabar yang menyebutkan laki-laki itu adalah tukang servis. "Ada saksi dan barang bukti yang menguatkan dugaan adanya tindak pidana pencurian," kata Rizal saat dihubungi kumparan, 3 Agustus lalu.
ADVERTISEMENT
Dugaan MA adalah pencuri dikuatkan dengan adanya barang bukti di jok sepeda motornya. Meski demikian, polisi menyayangkan adanya aksi main hakim sendiri yang dilakukan warga. Rizal mengatakan, kasus pencurian dan amuk massa, keduanya akan diproses.
"Kami mau memberikan pelajaran ke masyarakat, kalau main hakim sendiri itu dilarang. Apalagi sampai korbannya tewas," sebutnya saat itu.
Tanggal 6 Agustus, Kasat Reskrim Polres Bekasi, AKBP Rizal Marito mengatakan, pelaku main hakim dan pembakaran terhadap MA telah ditangkap. Namun Rizal belum mau menyebutkan identitas, serta berapa orang yang diamankan terkait kasus ini, namun polisi memastikan bahwa yang ditangkap lebih dari satu orang.
Istri MA pun balik melaporkan orang yang membakar dan mengeroyok suaminya ke Polres Bekasi.
ADVERTISEMENT