Said Aqil di Harlah ke-93 NU: Saatnya di Posisi Strategis Pemerintahan

31 Januari 2019 5:30 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KH Said Aqil (Foto: wikimedia commons)
zoom-in-whitePerbesar
KH Said Aqil (Foto: wikimedia commons)
ADVERTISEMENT
Nahdlatul Ulama (NU) hari ini, Kamis (31/1), tepat memasuki usia yang ke-93 tahun. Ketum PBNU Said Aqil merasa sudah waktunya NU mendapatkan tempat yang strategis lagi di pemerintahan.
ADVERTISEMENT
“Sudah waktunya ada ulama NU berada di posisi strategis pemerintahan,” kata Said Aqil dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (30/1).
Menurutnya, posisi tersebut merupakan bentuk penghargaan bagi perjuangan para ulama NU dalam upaya kemerdekaan Indonesia. Said Aqil saat ini merasa beruntung dengan majunya ulama NU, Ma'ruf Amin, sebagai cawapres dari capres nomor urut 01 Jokowi.
Ia merasa langkah Jokowi memilih salah satu tokoh NU tersebut merupakan bentuk penghargaan untuk NU yang sudah lama memperjuangkan Indonesia.
Suasana pendaftaran Jokowi dan Ma'ruf Amin sebagai capres-cawapres 2019 di kantor KPU, Jakarta, Jumat (10/8/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pendaftaran Jokowi dan Ma'ruf Amin sebagai capres-cawapres 2019 di kantor KPU, Jakarta, Jumat (10/8/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Said Aqil selanjutnya menegaskan NU yang didirikan pada 31 Januari 1926 bukan sekadar organisasi keagamaan biasa. NU menurutnya memiliki rekam jejak yang tak perlu diragukan, mulai dari daerah pelosok hingga internasional.
Memiliki usia jauh lebih tua dari Indonesia, kata Said Aqil, persatuan ulama dan warga NU kini semakin kokoh dan tetap berkembang. Meski di tengah kemajemukan.
ADVERTISEMENT
“Indonesia ini punya beragam suku dan budaya, bahkan lebih banyak daripada negara Islam yang berada di Timur Tengah,” kata dia.
Said Aqil mengatakan ulama NU mengajarkan Islam dengan cara menghargai budaya dengan tak melupakannya. Sebab itu, Said Aqil mengatakan, NU selalu menyuarakan Islam nusantara yang sebelumnya menuai pro dan kontra.
“Islam nusantara itu bukan mazhab atau aliran baru. Ini adalah cara kita beragama sambil menghargai kebudayaan kita,” jelasnya.
PBNU (Foto: nu.or.id)
zoom-in-whitePerbesar
PBNU (Foto: nu.or.id)
Lebih lanjut, untuk memperingati kelahiran NU, hari ini sebuah perayaan akan diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat. Ketua Panitia Harlah ke-93 NU Emha Nabil Haroen mengatakan acara tersebut akan dibuka oleh Presdien Joko Widodo.
“ Acara dua hari dari tanggal 31 Januari dan 1 Februari 2019. Beliau (Jokowi) nanti akan hadir, kami minta untuk membuka acara,” kata Nabil.
ADVERTISEMENT
Nabil menyebutkan acara itu akan dihadiri sekitar 1.500 peserta dari ketua dan Rois Pengurus Cabang NU se-Indonesia. Harlah NU yang bertema 'Konsolidasi Organisasi Jelang Satu Abad NU' itu juga mengagendakan halaqah kebangsaan yang disampaikan oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Tito Karnavian.
“Malamnya dilanjutkan halaqah nahdliyah oleh ketua dan Rais Aam PBNU,” ujar Nabil.