Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Said Aqil: NU Menerima Negara Bangsa dan Menolak Khilafah
ADVERTISEMENT
Ketum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj menjelaskan masalah konsepsi persaudaraan yang telah lama diterapkan oleh NU. Salah satu kontribusi dari konsepsi itu, kata Said Aqil, adalah menerima konsep kehidupan berbangsa, bernegara, dan menolak khilafah.
ADVERTISEMENT
"Konsep persaudaraan (NU) tersebut dapat memberi kontribusi bagi upaya untuk, pertama, menghentikan permusuhan muslim dan nonmuslim di dunia. Kedua, menerima negara bangsa dan menolak khilafah," jelas Said Aqil dalam sambutannya di Munas NU yang dihadiri Jokowi dan Ma'ruf Amin, bertempat di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar, Citangkolo, Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2).
"Ketiga, menerima konstitusi dan tidak mempertentangkan dengan syariah. Keempat, mewujudkan perdamaian dunia," imbuhnya.
Said Aqil pun menegaskan selama ini konsepsi persaudaraan NU juga sejalan dengan komitemen dari Dokumen Persaudaraan Kemanusiaan yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Sheikh Ahmed Al Tayeb.
"Perlu saya tegaskan bahwa Nahdlatul Ulama mendukung komitmen Vatikan dan Al-Azhar yang dituangkan dalam 'Human Fraternity Document' atau Dokumen Persaudaraan Kemanusiaan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada tanggal 4 Februari 2019," katanya.
Menurut Said Aqil, Dokumen Persaudaraan Kemanusiaan juga memiliki poin yang sama dengan konsepsi persaudaraan NU. Yakni, menerapkan persaudaraan sesama muslim, sebangsa dan setanah air, serta sesama anak manusia.
ADVERTISEMENT
"Dukungan itu didasarkan konsepsi persaudaraan yang dianut NU berupa persaudaraan sesama muslim (ukhuwah islamiyah), persaudaraan sebangsa dan setanah air (ukhuwah wathaniyah) dan persaudaraan sesama anak manusia (ukhuwah insaniyah/ ukhuwah bashariyah) sebagaimana dideklarasikan NU tahun 1984," pungkasnya.