Saksi Bom Kampung Melayu: Tak Ada Hal Mencurigakan Sebelum Kejadian

2 Maret 2018 12:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sidang tersangka teroris Aman Abdurrahman (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sidang tersangka teroris Aman Abdurrahman (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tiga anggota kepolisian tewas dalam insiden ledakan bom Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada 24 Mei 2017. Ketiganya merupakan anggota Sabhara yang sedang bertugas mengamankan aksi pawai obor menyambut bulan ramadhan.
ADVERTISEMENT
"Ledakan pertama sekitar pukul 21.00 WIB, ledakan kedua terjadi posisinya 10 meter dari lokasi ledakan pertama," ucap Bripda Muhammad Rizki dalam kesaksiannya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (2/3).
Rizki diperiksa sebagai saksi bagi terdakwa Aman Abdurrahman. Aman diduga mendalangi kasus bom Kampung Melayu pada 24 Mei 2017 atau malam sebelum memasuki bulan ramadhan, dan bom Thamrin pada 14 Januari 2016.
Ia juga mengatakan sesaat sebelum ledakan bom di Kampung Melayu tak ada hal yang mencurigakan. Pada saat itu ia melihat situasi normal.
"Tidak ada yang mencurigakan pada saat itu. Posisi saya waktu duduk di belakang angkot dan ngobrol dengan Bripda Taufan untuk memindahkan sepeda motor," tuturnya.
Sidang tersangka teroris Aman Abdurrahman (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sidang tersangka teroris Aman Abdurrahman (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
Pada saat ledakan terjadi ia sempat berusaha menyelamatkan diri dan setelah itu menjumpai warga sipil yang juga turut menjadi korban. Rizki mengatakan pada saat itu tumbukan asap membuatnya tak bisa melihat secara jelas. Rekannya juga sudah tergeletak lemas.
ADVERTISEMENT
"Ada korban sipil perempuan saya menggotong lalu membawanya ke rumah sakit Budi Asih," lanjutnya.
Saksi lainnya, Bripda Malik, menuturkan Bripda Gilang dan Bripda Ridho meninggal di lokasi. Sementara Bripda Taufan meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju rumah sakit.
"Lukanya berdarah-darah, wajah memar. Korban lalu dievakuasi dengan menggunakan angkot," tambahnya.
Dari ledakan tersebut, ada 3 anggota kepolisian yang tewas dalam menjalankan tugasnya. Selain itu ada 6 anggota kepolisian yang juga mengalami luka berat. Sementara untuk warta sipil tercatat ada 5 korban terluka.
Selain kedua kasus itu, Aman pernah ditangkap pada 2003 untuk kepemilikan bom Cimanggis. Dia dibebaskan pada 2008.
Aman juga pernah ditangkap di Tangerang pada 2010 karena terlibat pelatihan militer di Aceh. Belakangan, Aman berbaiat kepada Abu Bakar Al-Baghdadi, pemimpin kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
ADVERTISEMENT