Saksi: Hercules Cs Minta Setoran Rp 500 Ribu/Bulan ke Penyewa Ruko

23 Januari 2019 15:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana saat terdakwa Hercules menjalani sidang dakwaan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu (16/1). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana saat terdakwa Hercules menjalani sidang dakwaan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu (16/1). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Selain menyerobot dan memasuki tanah PT Nila Alam secara paksa, kelompok Hercules juga menduduki sebuah kantor pemasaran PT Nila Alam. Saat menduduki lahan tersebut, komplotan Hercules sempat memintai setoran kepada para penyewa ruko PT Nila Alam.
ADVERTISEMENT
“Satu penyewa Rp 500 ribu. Itu ada 7 penyewa dan Rp 3,5 juta. Saya lupa, 2 sampai 3 kali dimintai. Kalau tidak mau dikasih, akan disetop usahanya. Sedangkan mereka usaha, enggak bisa disetop,” kata saksi Indra Cahyajaya selaku Dirut PT Nila Alam dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu (23/1).
Uang tersebut dibayarkan oleh Indra melalui perantara karyawannya, dan diambil dari uang kas perusahaan. Namun, Indra sendiri tidak pernah bertatap muka dengan komplotan Hercules, termasuk Boby (anak buah Hercules).
“Dari karyawan, ambil uang kas, setor ke penyewa, dan serahkan ke Boby,” tambah Indra.
Dari jumlah tersebut, Indra mengaku menderita kerugian hingga 70 juta. Dihitung dari kerusakan engsel pintu, pagar, serta peluang untuk mendapatkan penyewa baru.
ADVERTISEMENT
“Setelah diduduki Hercules, penyewa jadi risih. Dia kemudian memilih tidak memperpanjang dan pergi. Dari 7 penyewa, 2 orang sudah pergi,” kata Indra.
Dari awal kejadian, hingga ditangkapnya Hercules pada bulan November, Indra tidak pernah mengunjungi lahan PT Nusa Alam tersebut karena takut. Hanya sesekali ia melintasi PT Nusa Alam untuk melihat situasi dari kejauhan.
Pernah sesekali ia diminta untuk datang untuk menerima tawaran damai dari komplotan Hercules yang diwakili oleh Boby. Mereka menganjurkan agar Indra tidak melaporkan hal tersebut kepada polisi.
“Setelah kejadian mereka minta saya datang menemui ke lokasi tanah saya untuk damai. Di pesan jangan lapor polisi, nanti habis banyak. Dipesen gitu, tapi saya enggak pernah mau,” kata Indra.
ADVERTISEMENT