Saksi: Jaringan Bom Thamrin Gunakan Telegram untuk Berkomunikasi

13 Maret 2018 14:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sidang lanjutan Aman Abdurrahman (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sidang lanjutan Aman Abdurrahman (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Jaringan teroris Bom Thamrin menggunakan aplikasi percakapan telegram untuk berkomunikasi satu sama lain. Hal tersebut terungkap dalam persidangan lanjutan terdakwa bom Thamrin Aman Abdurrahman di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Salah seorang saksi bernama Adi Jihadi menyebut kalau dirinya pernah dihubungi kakanya, Rohis, seorang terpidana kasus terorisme melalui Telegram yang berisikan perintah untuk menyimpan uang.
"Agustus 2015 saya mendapatakan telegram dari kakak saya yang isinya akan ada orang yang akan mengasih uang, tolong simpan saja," kata mantan napi kasus terorisme tersebut saat bersaksi di PN Jaksel, Selasa (13/3).
Saat itu Rohis mengabarkan kalau orang yang akan mengantar uang tersebut juga menghubunginya melalui Telegram. Dalam percakapan di Telegram, akhirnya Adi dan orang tersebut sepakat untuk bertemu.
"Ada Telegram masuk, janjian di mana tempatnya. Saya bilang di Serang saja, (tapi) saya tidak kenal siapa orangnya," jelas Adi.
Menurutnya, orang tersebut di hari saat mengajak bertemu sudah dua kali berganti nama pengguna di Telegramnya. Namun Adi mengaku tidak ingat lagi nama-nama tersebut. Telegram tersebut, lanjutnya Adi, juga digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain yang juga akan menerima uang bernama Suryadi Mas'ud.
ADVERTISEMENT
"Dia yang menghubungi saya pakai Telegram, ketemuan di sebuah supermarket Giant. Pas ketemu ternyata kenal, Suryadi Mas'ud, dia teman kakak saya," lanjutnya.
Orang tak dikenal itu kemudian memberikan 30 ribu USD kepada Adi. Uang tersebut dibagi-bagi, yakni 3 ribu USD ke Mas'ud dan 20 ribu USD diserahkan ke Zainal Anshori, yang belakangan dikenal sebagai pemasok senjata di kasus Bom Thamrin.