Saksi Sebut Dwi Joko ke Suriah pada Agustus 2015

10 April 2018 18:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sidang Achmad Romadhan terkait kasus terorisme. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sidang Achmad Romadhan terkait kasus terorisme. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat melanjutkan sidang terdakwa teroris Dwi Joko Wiwoho, Mantan Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu Badan Pengusahaan Kawasan Batam (BP Batam) yang terbang ke Suriah untuk melakukan pelatihan militer. Agenda sidang mendengarkan dua keterangan saksi.
ADVERTISEMENT
Dwi Joko Wiwoho (50) didakwa terlibat pelatihan militer bersama kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah serta turut membantu pendanaan tindak pidana terorisme.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan dua pegawai maskapai penerbangan Turkish Airlines, Dian Prasetya dan Okta Pratama sebagai saksi.
“Data penumpang kita yang mengawasi,” kata Dian Prasetya saat ditanya majelis hakim perihal tugas mereka di PN Jakbar, Jakarta Barat, Selasa (10/4).
Sidang terdakwa bom Thamrin. (Foto: Raga Imam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sidang terdakwa bom Thamrin. (Foto: Raga Imam/kumparan)
Saat ditanya lebih lanjut, Dian dan Okta mengaku ditanyai kepolisian soal keberangkatan mereka ke Turki pada 1 Agustus 2015.
“Kepolisian meminta data nama-nama penumpang yang berangkat kalau tidak salah pada 1 Agustus 2015,” ujar Okta.
Namun mereka berdua tidak mengetahui pasti soal keberangkatan Dwi Joko dalam penerbangan tersebut. “Enggak tahu. Harus melihat data,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Setelah mendengar keterangan saksi, Majelis Hakim kemudian menanyakan pada Dwi Joko Wiwoho. “Apakah Saudara keberatan mendengar keterangan saksi,” tanya Majelis Hakim.
Mendengar hal itu, tampak Dwi Joko hanya menggelengkan kepala pada sebagai bentuk jawaban. Sidang lanjutan akan digelar kembali pada 17 April Mendatang.
Djoko berangkat ke Suriah bersama istrinya, Ratna Nirmala; ketiga anak mereka; ibu mertua, Nani Marliani (meninggal akibat sakit di Irak); serta kedua kakak iparnya yaitu Iman Santosa dan Heru Kurnia. Mereka tergabung dalam rombongan yang terdiri dari 26 orang dan berangkat ke Suriah pada 1 Agustus 2015.
Sepanjang hampir dua tahun di Suriah, ungkap jaksa, Djoko sempat mengikuti pelatihan militer dan belajar menggunakan sejumlah senjata seperti AK-47, M-16, dan pistol jenis Makarov.
ADVERTISEMENT