Saksi Sebut Kasus Brimob Tembak Kader Gerindra Berawal Cekcok di Jalan

22 Januari 2018 10:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Briptu Achmad (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Briptu Achmad (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Polda Jawa Barat masih menyelidiki kasus penembakan yang dilakukan anggota Brimob Polda Jawa Barat, Briptu Achmad Ridho hingga menewaskan kader Gerindra, Fernando Alan Josua Wowor.
ADVERTISEMENT
Menurut keterangan saksi yang sudah diperiksa, kasus ini berawal dari cekcok yang sudah terjadi sejak di jalan, hingga merembet ke masalah rebutan tempat parkir di LIPSS Club, Bogor.
"Kata saksi ada percekcokan di jalan. Awalnya ya itu," ujar Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Agung Budi Maryoto kepada wartawan di Markas Polda Jabar, Kota Bandung, Senin (22/1).
Sebanyak tujuh saksi telah diperiksa untuk menyelediki kasus ini. Berdasarkan keterangan saksi, sebelum Briptu Achmad meletuskan peluru ke arah Fernando, keduanya sempat beradu mulut.
Agung mengatakan pihaknya akan melakukan penyidikan dengan netral tanpa memihak pada siapapun.
"Saya perintahkan penyidikan itu Polda backup ke sana lakukan penyidikan objektif. Siapa yang salah akan diproses," kata dia.
ADVERTISEMENT
Polda Jabar juga akan melibatkan Propam untuk menyelidiki kasus ini. Meski demikian, ia katakan, sampai saat ini polisi belum bisa menentukan siapa yang salah dalam peristiwa tersebut. Karena kondisi Briptu Achmad masih kritis.
"Yang anggota kita (Briptu Achmad Ridho) sampai sekarang masih di ICU," ucapnya.
Peristiwa itu terjadi di parkiran LIPSS Club Bogor pada Sabtu (20/1) dini hari. Saat itu Fernando dan kedua orang temannya cekcok dengan Achmad ketika berebut tempat parkir di tempat hiburan tersebut. Achmad yang saat itu membawa motor BMW kemudian naik pitam dan mengeluarkan pistol miliknya.
Aksi saling berebut pistol sempat terjadi antara teman Fernando dan Achmad. Namun Achmad justru menarik pelatuk pistol dan tembakannya itu melukai dada Fernando. Fernando sempat dilarikan ke RS Vania, namun nyawanya tak tertolong.
ADVERTISEMENT