Sambut Idul Adha, Pemkot Banda Aceh Gelar Festival Meugang

20 Agustus 2018 14:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Merawat Tradisi untuk Generasi Milenial Pemko Banda Aceh Gelar Festival Meugang, Senin (20/8/2018). (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Merawat Tradisi untuk Generasi Milenial Pemko Banda Aceh Gelar Festival Meugang, Senin (20/8/2018). (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kota Banda Aceh bekerja sama dengan Yayasan Khadam Indonesia (YKI) dan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BNPB) Aceh menggelar Festival Meugang, yang diadakan di Banda Aceh, Senin (20/8).
ADVERTISEMENT
Festival ini diadakan untuk menjaga dan merawat tradisi meugang, sekaligus memperkenalkannya pada generasi milenial.
Untuk diketahui, meugang adalah tradisi menyembelih hewan kurban oleh masyarakat Aceh, yang diadakan menjelang Ramadhan, Idul Adha dan saat Idul Fitri. Daging yang disembelih bisa berjumlah ratusan, dan dagingnya nanti akan dinikmati bersama-sama.
Tradisi Meugang di desa biasanya berlangsung satu hari sebelum bulan Ramadhan atau hari raya, sedangkan di kota berlangsung dua hari sebelum Ramdhan atau hari raya. Masyarakat biasanya memasak daging di rumah, setelah itu membawanya ke masjid untuk makan bersama tetangga dan warga yang lain.
Festival Meugang ini pertama kalinya diadakan di kota Banda Aceh. Tradisi ini juga telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda nasional pada tahun 2016. Untuk melestarikannya, digelar sejumlah kegiatan agar tradisi ini tetap terjaga.
ADVERTISEMENT
Sejumlah kegiatan Festival Meugang diisi dengan serangkaian kegiatan yang dimulai sejak pukul 08.30 WIB hingga 16.00 WIB. Kegiatan di dalamnya berupa kompetisi atraksi membelah isi kepala sapi, expo histori meugang, pameran meugang, kuah beulagong, dan hiburan yang ditampilkan artis lokal Aceh.
“Tradisi ini merupakan warisan budaya sangat unik yang hanya ada di Aceh dan tidak dimiliki oleh daerah lain. Meugang itu sendiri memiliki cerita dan makna bagi masyarakat saat menjelang Idul Fitri maupun Idul Adha. Bentuk rasa syukur sudah bekerja dari setahun dan inilah waktu mereka memperkuat tali silaturrahmi," ujar Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman.
"Ada yang menggelar khanduri anak yatim, dan keluarga untuk medoakan arwah saudara mereka yang sudah lebih dulu kembali ke sisi Allah SWT,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Aminullah menyebutkan, meugang penting untuk dilestarikan karena tradisi ini bisa dijadikan sebagai salah satu objek wisata islami di Aceh. Sehingga turis mancanegara yang berkunjung tidak hanya menikmati keindahan Masjid Raya Baiturrahman dan Museum Tsunami tetapi juga melihat tradisi unik yang hanya ada di Aceh.
“Momen ini diharapkan menjadi event tetap terutama di Banda Aceh. Tahun depan kita akan lebih mempersiapkan lagi. Kita memberikan hadiah pada semua kategori yang diperlombakan dalam festival meugang. Tidak hanya itu, di dalam festival itu nanti juga kita gelar syukuran sehinga bisa dinikmati bersama. Sebenarnya itulah hikmah di balik festival ini,” pungkas Amin.
Kepala BPNB Aceh, Irini Dewi Wanti mengatakan, Festival Meugang merupakan tindak lanjut dari tradisi meugang yang telah ditetapkan warisan budaya tak benda.
ADVERTISEMENT
“Apa yang sudah ditetapkan harus ditindaklanjuti, salah satunya seperti festival ini, dan ini merupakan perdana dilaksanakan setelah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda pada 2016 lalu," ucapnya.
Pada event perdana ini, sebanyak 7 warga mengikuti perlombaan membelah kepala sapi. Pantauan kumparan, di hadapan mereka disedikan telah disediakan kepala sapi diletakkan di atas kursi panjang. Sementar kapal dan pisau dibawa oleh masing-masing peserta.
“Dalam perlombaan itu kita menilai tingkat kecepatan dan kebersihan mereka dalam membelah kepala sapi. Saya rasa ini sangat sulit tidak semua orang bisa dan yang mengikuti ini adalah orang-orang professional yang ahli di bidangnya,” pungkas Irini.