Sampah Kolong Tol Cawang: Ditumpuk Hingga Menggunung Sejak Zaman Orba

20 April 2018 8:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tumpukan sampah di kolong tol Tanjung Priok (Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
zoom-in-whitePerbesar
Tumpukan sampah di kolong tol Tanjung Priok (Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
ADVERTISEMENT
Di kolong Tol Wiyoto Wiyono yang menghubungkan Cawang dengan Tanjung Priok, tumpukan sampah yang mayoritas berupa plastik membumbung tinggi. Tidak jauh dari bukit sampah itu, permukiman semi permanen tampak berderet.
ADVERTISEMENT
Menurut salah satu warga, Syarifudin, limbah rumah tangga itu bisa menggunung karena tidak pernah diangkut oleh truk-truk sampah. Hal tersebut diperparah dengan kebiasaan buruk warga setempat yang membuang sampah di lokasi tersebut.
“Enggak. Enggak pernah (diangkut). Kalau ada pengangkutan mah udah abis ini sampah,” ujar Syarifudin di bawah kolong Tol Wiyoto Wiyono, Kelurahan Papanggo, Jakarta Utara, Sabtu (14/4).
Yang lebih miris, bukit sampah itu juga ternyata menjadi tempat warga menggembalakan kambing-kambing peliharaan mereka. Kambing-kambing itu mencari makanan dari tumpukan sampah di sana.
Sandiaga di Balai Kota (Foto: Mirsan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga di Balai Kota (Foto: Mirsan/kumparan)
Masalah sampah ini kemudian terdengar oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. Sandi kemudian langsung memerintahkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Isnawa Aji untuk membersihkan kolong tol tersebut.
ADVERTISEMENT
"Baru saja kita dapat laporan. Pak Isnawaji juga baru dari sini (kantor Wali Kota Jakarta Selatan). Saya sudah perintahkan untuk dibersihkan," kata Sandiaga di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Selasa (17/4).
Tentu, proses pembersihannya tidak semudah yang dibayangkan. Meski sudah dua hari para pasukan orange terjun langsung, jumlah sampah yang terangkut baru sekitar 20 persen.
“Baru 20 persen. Perkiraan sebulan baru selesai. Karena akses jalannya susah jadi kita mengangkatnya manual,” ujar Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Lingkungan Hidup (LH) Kecamatan Tanjung Priok Basrudin saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Kamis (19/4).
Sampah Kolong Tol Cawang - Tanjung Priok (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sampah Kolong Tol Cawang - Tanjung Priok (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
Ia menyebutkan, saat ini sampah hanya bisa diangkut menggunakan gerobak motor yang berjumlah 20 unit menuju ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Waduk Cincin. Selain unit yang terbatas, Basrudin juga mengeluhkan sikap warga sekitar yang dinilai kurang kooperatif.
ADVERTISEMENT
“Warga cuek bebek. Enggak peduli. Sama sekali enggak ada yang bantu. Yang nonton banyak,” ujarnya.
Padahal menurutnya sampah tersebut berasal dari warga sekitar yang tak kunjung diangkut sejak 1996.
“Sampah itu dari 1996 sudah begitu. Sampah rumah tangga semua dari warga itu, warga kolong tol,” ujarnya.
Kendati demikian, dua hari bekerja mengeruk sampah, Basrudin mengaku total sampah yang berhasil diangkut sudah sebanyak 144 ton. Jumlah tersebut didapat dari 300 orang personel PPSU yang diterjunkan ke dalam 2 shift.
144 Ton Sampah diangkut dari kolong tol  (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
144 Ton Sampah diangkut dari kolong tol (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
“Hari ini dan kemarin ada 300 personel dari Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kecamatan Tanjung Priok dan Sudin Lingkungan Hidup yang kita turunkan untuk mengangkut sampah. Mereka dibagi dalam dua shift pagi 150 orang dan siang hingga sore 150 orang. Kemarin kami angkut 60 ton (sampah), hari ini 84 ton,” ujar Basrudin.
ADVERTISEMENT
Jika 144 ton sampah hanya setara dengan sekitar 20 persen dari total keseluruhan sampah yang ada di Tol Cawang, maka bisa dibayangkan seberapa banyak sampah yang ditumpuk tersebut.
Meski saat ini petugas PPSU sudah diterjunkan untuk membereskan masalah ini, bukan berarti masyarakat sekitar hanya bisa diam dan mengulangi kebiasaan yang sama. Sebab, masyarakat sekitarlah yang pertama kali akan merasakan dampak buruk dari tumpukan sampah ini.