news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sandi Ingin Gerindra Oposisi, tapi Sebagian Ingin Masuk Kabinet

17 Oktober 2019 14:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sandiaga Uno berpidato saat menghadiri acara Gerakan Milenial Indonesia (GMI) dengan tema 'Young penting Indonesia' di Kemang Village. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno berpidato saat menghadiri acara Gerakan Milenial Indonesia (GMI) dengan tema 'Young penting Indonesia' di Kemang Village. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Isu bergabungnya Partai Gerindra ke koalisi Jokowi-Ma'ruf sempat memunculkan dua kubu di partai besutan Prabowo Subianto tersebut. Kubu pertama yakni kelompok yang ingin Gerindra tetap jadi oposisi. Di sisi lain ada kubu yang ingin Gerindra menjadi bagian pemerintah. Hal itu dikonfirmasi politikus Gerindra, Sandiaga Uno.
ADVERTISEMENT
Bahkan Sandi -demikian ia disapa- termasuk yang berada dalam kubu yang meminta Gerindra tetap oposisi.
"Saya bagian dari kubu yang menginginkan kita harus tetap sebagai check and balance dan ini akan dihargai pendukung kita," ujar Sandi di kediamannya di Jalan Pulombangkeng, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (17/10).
"Dan ada sebagian teman-teman Gerindra yang bilang kita bisa melakukan seandainya kita ada dalam position of power atau bagian dari yang bisa mengeksekusi tersebut kebijakan," imbuhnya.
Untuk meredam perpecahan di internal partainya, menurut Sandi, Prabowo lalu memberikan wejangan dengan tiga cerita. Ketiganya adalah cerita bagaimana Abraham Lincoln, Hideyoshi Toyotomi, dan Mao Tze Dong merangkul rival politiknya saat berhasil menjadi pemimpin.
"Pak Prabowo (saat rakornas) menyampaikan tiga hal dan ini menarik banget sebagai pembelajaran untuk dua kubu di Gerindra ini," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Apalagi sebenarnya, menurut Sandi, bergabung atau tidaknya Gerindra di koalisi pemerintahan tergantung pada keputusan Presiden Jokowi.
Polikus Gerindra, Sandiaga Uno di kediamannya di Jalan Pulombangkeng, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (17/10/2019). Foto: Amanaturrosyidah/kumparan
Sandi menyebut, saat ini posisi partainya sudah sangat jelas dan semakin dipertegas dengan pemberian keris tanda kepada Fadli Zon yang gencar menyerang pemerintah.
"Yang terharu sekali Pak Fadli Zon diberikan keris sebagai tanda warrior. Sudah menjadi wajah Gerindra selama lima tahun yang lalu di periode DPR yang lalu. Sekarang beliau yang kemarin ini bisa memberikan pemikiran-pemikiran, Pak Prabowo diberikan keris," jelasnya.
Tiga cerita dan pemberian keris itu, menurut Sandi, merupakan cara Prabowo merekonsiliasi dua pemikiran di Gerindra. Sehingga, perbedaan pendapat antara dua kubu di internal Gerindra bisa diredam.
"Dan setelah taklimat kemarin sudah tidak ada dua perbedaan, sudah tidak ada dua kubu lagi, sudah tidak ada dua pemikiran lagi. Hanya pemikirannya Pak Prabowo kemarin yang menjadi pegangan bagi semua kader Gerindra," pungkasnya.
ADVERTISEMENT