Sandi ke Milenial yang Mempertanyakan Khalifah: Pancasila Sudah Teguh

19 Januari 2019 17:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno saat mengisi acara Indonesia Millenial Summit di Hotel Kempinski. (Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno saat mengisi acara Indonesia Millenial Summit di Hotel Kempinski. (Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Indonesia Millennial Summit 2019 merilis survei yang menyebutkan 19,5 persen milenial memandang negara khilafah ideal untuk Indonesia. Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno yang menghadiri acara tersebut, menyatakan keberatan atas hasil survei tersebut.
ADVERTISEMENT
Sandi mengatakan, dari 1.000 titik lebih kunjungannya ke seluruh Indonesia, Pancasila merupakan ideologi bangsa yang tak tergoyahkan. Milenial di Indonesia, kata Sandi, sangat peduli terhadap kondisi bangsa.
"Serius? (hasil surveinya) tidak kelihatan ya, di 1.000 titik kunjungan saya sama milenial, Pancasila itu sudah unshaken (teguh) Menurut saya, udah tidak tergoyahkan," kata Sandi saat menghadiri Indonesia Millennial Summit 2019 di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Sabtu (19/1).
"Milenial merasa bahwa negeri kita sangat kaya raya, sumber daya alamnya melimpah, sumber daya manusianya hebat-hebat pinter-pinter, mereka optimistis," lanjut dia.
Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno saat menghadiri acara Indonesia Millenial Summit di Hotel Kempinski. (Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno saat menghadiri acara Indonesia Millenial Summit di Hotel Kempinski. (Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan)
Sandi menuturkan, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika justru menjadi semangat milenial untuk terus maju. Justru, menurut Sandi, milenial saat ini lebih memikirkan soal lapangan kerja demi memajukan bangsa,
ADVERTISEMENT
"Mereka melihat bahwa Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, dan UUD 1945 ini yang sudah menjadi embodied di mereka. Saya malah dapat pertanyannya yang simpel-simpel seperti lapangan kerja. Nyari kerja itu semakin sulit untuk mienial," tutur dia.
Saat ini, kata dia, program untuk menciptakan lapangan kerja lebih dinanti oleh anak muda. Selain itu, biaya hidup terjangkau juga dibutuhkan mereka.
"Zaman sekarang, zaman baru. Cara mereka mendapatkan pekerjaan itu jauh lebih penting. Kedua, harga-harga dan biaya. Mereka merasakan beban hidup itu semakin sulit. Apalagi mereka ini grup yang nafasnya sinyal makannya kuota internet," tutup Sandi.