Sandi: Kenapa Jari Saya Diatur-atur, Apakah Pencitraan?

10 Oktober 2018 13:19 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sandi sindir jari yang diatur-atur. (Foto: Instagram/@sandiuno)
zoom-in-whitePerbesar
Sandi sindir jari yang diatur-atur. (Foto: Instagram/@sandiuno)
ADVERTISEMENT
Cawapres Sandiaga Uno mulai atraktif dalam berkampanye. Setelah membuat video #seberapagereget bareng istri, Nur Asia, yang diposting di Instagram, Sandi kini memposting video sindiran soal jari yang diatur saat berfoto.
ADVERTISEMENT
Video itu dibuat Sandi bersama relawan dengan suasana akan berfoto menggunakan spanduk ucapan selamat datang. Tiba-tiba, seorang relawan membetulkan gaya jari Sandi dari simbol 2 jari (angka 7 terbalik), menjadi kepalan.
"Kenapa diginiin, apakah bagian dari pencitraan?" kata Sandi tersenyum-senyum dalam video di Instagram, Rabu (10/10).
Dalam postingan itu, Sandi membuat caption: "Apa saya enggak boleh pencitraan? Masa jari saya diatur-atur 😁."
Meski tak menyebut maksud dari video singkatnya itu, namun netizen yang berkomentar sudah menduga aksi Sandi itu menyindir Paspampres saat mengoreksi jari mahasiswa yang ingin berfoto dengan Jokowi.
Momen yang akhirnya viral itu terjadi saat Presiden Jokowi menghadiri undangan Dies Natalis ke-66 Universitas Sumatera Utara (USU). Jokowi mendapat sambutan yang meriah dari mahasiswa USU, mereka berebut untuk berfoto dengan Jokowi.
ADVERTISEMENT
Saat rebutan berfoto itulah ada salah seorang mahasiswa yang berfoto di samping Jokowi dengan simbol dua jari. Spontan Paspampres melipat jari si mahasiswa sehingga menjadi jempol.
Paspamres larang salam dua jari. (Foto: Twitter @MurtadhaOne)
zoom-in-whitePerbesar
Paspamres larang salam dua jari. (Foto: Twitter @MurtadhaOne)
Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono, angkat bicara dan menjelaskan, maksud anggota Paspampres melakukan hal itu hanya untuk mengindari nuansa politik, bukan untuk mendukung salah satu pasangan calon.
Menurut Suhartono, saat itu para mahasiswa yang ingin berfoto dengan Jokowi berteriak-teriak sambil mengatakan dua periode. Sedangkan, lanjut Suhartono, seharunya kampus adalah tempat netral dari politik.
“Membuat anggota Paspampres risih dan memberi tahu salah satu warga yang berada di dekatnya sambil berkata, 'kalau mau foto tidak usah berteriak-teriak dua periode dan juga tidak usah acungkan jari-jarinya',” kata Suhartono dalam keterangan tertulis, Selasa (9/10).
ADVERTISEMENT