Sandi Minta Puisi dan Doa Neno Warisman Tak Dipolitisasi

23 Februari 2019 19:45 WIB
comment
22
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cawapres 02 Sandiaga Uno pada konferensi pers BPN Prabowo-Sandi di Media Center BPN, Jakarta, Senin (18/2). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cawapres 02 Sandiaga Uno pada konferensi pers BPN Prabowo-Sandi di Media Center BPN, Jakarta, Senin (18/2). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Cawapres Sandiaga Uno meminta puisi dan doa Neno Warisman saat acara Munajat 212 tidak dipolitisasi. Menurutnya, politisasi itu hanya akan membuat gaduh suasana pilpres.
ADVERTISEMENT
"Saya enggak ahli doa. Saya enggak layak berkomentar soal doa. Tapi, di tahun politik ini, jangankan pernyataan apapun juga diinterpretasikan secara politis. Saya hanya mengajak mari kita dewasa. Mari kita melihat proporsinya sendiri, jangan terlalu memancing dan memanaskan suasana," kata Sandi di Karangasem, Bali, Sabtu (23/2).
Ia mengajak semua pihak, terutama para elite politik, untuk bersama-sama menurunkan suhu politik yang memanas. Sehingga, masyarakat juga bisa belajar dari para elite tersebut.
"Kalau masyarakat melihat elitenya betul memiliki komitmen agar tidak dipolitisasi, insyaallah kita melewati 17 April dengan kegemilangan," sambung dia.
Sandi mengaku tak terlibat dalam acara Munajat 212. Namun, ia mengakui banyak pendukung capres-cawapres nomor urut 02 yang hadir dalam acara itu.
ADVERTISEMENT
"Saya enggak terlibat sama sekali tapi dari yang hadir banyak pendukung kami," ujar dia.
Ia juga menilai tak ada salahnya membacakan doa dan puisi dalam acara itu.
"Tapi yang saya lihat mereka ingin mengetuk pintu langit demi keselamatan bangsa, tidak ada yang salah. Acara seperti itu waktu di DKI, salah satu itu kami membuka Monas untuk kegiatan keagamaan. Bisa difasilitasi dengan begitu iman dan taqwa tauhidan bangsa dan negara bisa diberikan venue tempat mereka untuk bermunajat," ujar dia.
Kendati demikian, Sandi sepenuhnya menyerahkan ke Bawaslu apabila puisi dan doa Neno dianggap melanggar.
"Saya serahkan kepada Bawaslu yang memang menanggani masalah itu. Tapi bagi saya seorang dia berdoa itu hubungan dia langsung dengan Sang Pencipta. Jadi, Kalau masuk ke ranah politik, akhirnya kembali lagi rawan diinterpretasikan secara politis," kata Sandi.
ADVERTISEMENT