Sandi Minta Tak Ributkan RUU PKS selama Pilpres: Bisa Disalahartikan

12 Maret 2019 20:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno usai bertemu 500 guru PAUD dan TK di Seknas Prabowo-Sandi. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno usai bertemu 500 guru PAUD dan TK di Seknas Prabowo-Sandi. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
ADVERTISEMENT
Wasekjen Majelis Ulama Indonensia (MUI) Ustaz Tengku Zulkarnain mencabut tuduhan dan meminta maaf mengenai cuitannya di Twitter soal pemerintah melegalkan zina lewat RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS).
ADVERTISEMENT
Menyikapi permintaan maaf Ustaz Tengku, cawapres nomor 02 Sandiaga Uno sepakat agar tokoh-tokoh publik agar lebih berhati-hati ketika berbicara di depan publik. Ditambah publik diramaikan dengan Pemilu 2019, di mana pernyataan-pernyataan sensitif dalam disalahartikan.
"Ya, saya setuju dengan BPN (Badan Pemenangan Nasional). Untuk semua waspada, karena sekarang massa sensitif. Setiap statement bisa disalahartikan. Mari kita, paling enggak sampai 17 April, bangun kesatuan kita," kata Sandi di Kabupaten Jembrana, Bali Selasa (12/3).
Terkait RUU PKS yang sempat disinggung Ustaz Tengku, Sandiaga berjanji akan secara totalitas memberikan dukungan kepada kaum perempuan. Sandi kemudian mencontohkan saat memimpin di DKI bersama Gubernur DKI Jakarta, ia mengungkapkan perempuan dan perlindungan anak sebagai salah satu prioritasnya.
ADVERTISEMENT
"UU kita harus memastikan memberi perlindungan secara totalitas. Karena kekerasan terhadap perempuan, seksual terutama, itu sudah tidak bisa ditolerir lagi," tutur Sandi.
Sandi meminta masyarakat untuk mengurangi kekisruhan dan fokus pada pembangunan Indonesia. Terutama soal keberpihakan pada pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
"Tadi sudah saya bilang, mungkin kita berbeda. Hanya satu pilihan partai politik tapi kesamaan kita banyak sekali, yakni ingin Indonesia maju, Bali sejahtera dan pariwisata maju. Selain itu, perlindungan dan pemberdayaan perempuan. Itu banyak sekali persamaannya. Jangan kita besarkan perbedaaan kita tapi lihat persamaannya," tutup Sandi.
Ustaz Tengku Zulkarnaen, alam acara Reuni 212 di Monumen Nasional, Jakarta, Minggu (2/12/2018). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Ustaz Tengku sempat menjadi perbincangan saat ia berceramah dan menyebut pemerintah akan melegalkan perzinahan karena menyediakan kondom. Ia kemudian meralat pernyataannya karena tak ingin menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
ADVERTISEMENT
Meski telah meminta maaf, Ustaz Tengku mengaku tetap sepakat dengan MUI atas ketidaksetujuannya mengenai Pasal 12 RUU PKS.
"Beberapa pasal memang MUI menolak, menghina hasrat sesual memang menolak. Menghina hasrat sesual kan bahaya, kalau ada homoseks mau kawin atau mau menyalurkan hasrat seksualnya kemudian kita menahannya, melarangnya kan kita dipenjara. Tentu enggak cocok," ungkap Tengku saat dihubungi.