news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sandi: Perda Agama Kearifan Lokal yang Jadi Daya Juang Ekonomi di Aceh

20 November 2018 18:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cawapres nomor urut 2 Sandiaga Uno berkunjung ke lokasi Makam Sultan Iskandar Muda di Banda Aceh, Selasa (20/11/2018).  (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Cawapres nomor urut 2 Sandiaga Uno berkunjung ke lokasi Makam Sultan Iskandar Muda di Banda Aceh, Selasa (20/11/2018). (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno menyebutkan perda agama atau syariah yang berlaku di Aceh merupakan kearifan lokal yang menjadi salah satu daya juang ekonomi. Sandi mengajak masyarakat Aceh untuk menjaga aturan tersebut. Sebab, Aceh merupakan daerah yang memiliki keistimewaan.
ADVERTISEMENT
“Tadi ada yang tanya ke saya bagaimana dengan keistimewaan dan kekhususan Aceh serta qanun syariatnya yang sudah berjalan. Saya sampaikan bahwa justru itu adalah kearifan lokal yang menjadi salah satu daya juang ekonomi di Aceh,” ucap Sandi saat berkunjung ke Banda Aceh, Selasa (20/11).
Menurut Sandi, perda agama sengaja dibentuk untuk menghormati perbedaan. Hal itu, kata Sandi, yang akan menjadi kekuataan Indonesia dalam mencapai persatuan
“Buat kami itu adalah hal yang esensi dalam bernegara dan keberagaman. Kita harus menghormati perbedaan tersebut, kita sampaikan itu justru kekuatan kita dan Aceh sudah luar biasa merajut persatuan. Dengan perda (syariah), selama itu masih dalam bingkai NKRI, tentunya harus diteruskan,” ucapnya.
Cawapres nomor urut 2 Sandiaga Uno berkunjung ke lokasi Makam Sultan Iskandar Muda di Banda Aceh, Selasa (20/11/2018).  (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Cawapres nomor urut 2 Sandiaga Uno berkunjung ke lokasi Makam Sultan Iskandar Muda di Banda Aceh, Selasa (20/11/2018). (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
Sandi tak ingin ajang Pilpres 2019 dijadikan sebagai ajang untuk memecah belah masyarakat dengan hal-hal negatif. Oleh karena itu, Sandi mengajak semua pihak untuk kembali memikirkan hal yang lebih penting dalam pembangunan bangsa daripada harus membahas hal negatif.
ADVERTISEMENT
“Mari kita kembalikan pada pembangunan bangsa yaitu mengutamakan ukhwah islamiah dan kita pastikan bahwa fokus kita ke depan memperbaiki dan mengubah arah ekonomi kita. Karena sekarang dalam keadaan yang cukup memprihatinkan,” ungkapnya.
Polemik perda agama ini muncul pertama kali dari Ketum PSI Grace Natalie. Grace mengatakan, PSI menentang adanya perda agama di berbagai daerah. Meski demikian, ia mengaku tak terlalu risau bakal ditinggal pemilih karena telah melontarkan isu sensitif ini. Bahkan ia yakin, elektabilitas PSI akan terus meningkat di Pemilu 2019.
"PSI adalah partai yang dibangun dengan membawa DNA kebajikan dan keragaman. Sehingga pemilih PSI adalah mereka yang juga merupakan individu yang sepakat dengan perjuangan PSI tersebut. Dengan demikian PSI tidak pernah khawatir tudingan atas pernyataan tersebut akan menggerus elektabilitas PSI," ujar Grace ketika dihubungi, Senin (19/11).
ADVERTISEMENT