news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sandi Ragukan Ada Timses Gunakan Pajero Berpelat TNI di Acara Prabowo

24 Maret 2019 1:47 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno berpose salam dua jari saat tiba di Bukit Duri, Jakarta, Kamis (21/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno berpose salam dua jari saat tiba di Bukit Duri, Jakarta, Kamis (21/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno menanggapi insiden mobil Mitsubishi Pajero berpelat TNI yang ada dalam acara Prabowo-Sandi di Bogor, Kamis (21/3) lalu. Sandi tidak yakin bila ada timses ataupun relawan Prabowo-Sandi yang menggunakan fasilitas negara untuk kegiatan kampanye.
ADVERTISEMENT
"Menurut saya BPN tidak akan menggunakan kendaraan milik fasilitas negara karena itu arahan. Kita tidak ingin membebani dan menggunakan fasilitas negara," kata Sandi di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Sabtu (23/3).
Sandi mengambil contoh saat dirinya memutuskan mundur sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta ketika maju sebagai cawapres. Hal itu dilakukannya untuk menghindari adanya penyalahgunaan fasilitas negara untuk kampanye.
"Saya mundur dari wagub karena tidak ingin menggunakan fasilitas negara. Buat saya itu esensi," jelas Sandi.
Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno saat memberikan keterangan kepada awak media. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
Lebih lanjut, Sandi mengatakan, enggan berspekulasi mengenai insiden itu termasuk apakah pemilik Pajero itu merupakan anggota BPN. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwenang yang menangani kasus ini.
"Menurut saya harus diklarifikasi betul tidak itu BPN, tapi kita ikuti saja perturan kalau sampai ada pelanggaran segera ditindak lanjuti," tutup Sandi.
ADVERTISEMENT
Sebelumny, Bawaslu telah mendalami informasi tentang mobil Pajero berpelat TNI yang terlihat berada di acara paslon 02 Prabowo-Sandi. Mereka sedang menelusuri ada tidaknya pelanggaran pemilu yang dilakukan dalam kasus tersebut.
Terkait dengan siapa tokoh di balik mobil berpelat TNI ini, Bawaslu enggan membukanya kepada publik, mengingat hal ini masih di tahap pendalaman. Namun, komisioner Bawaslu Rahmat Bagja mengatakan telah menegur pelaku.
"Menegur yang bersangkutan pakai mobil pelat dinas. Kemudian diganti dengan pelat biasa," kata Komisioner Bawaslu Rahmat Bagja di Kantor KPU Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (22/3).
Kapuspen TNI, Mayjen Sisriadi (kiri) dan Danpuspom TNI Mayjen Dedi Iswanto, di konferensi pers, Puspen TNI, Jumat (22/3). Foto: Ricky Febrian/kumparan
Di sisi lain, pihak TNI telah memberikan klarifikasi terkait polemik ini. Belakangan diketahui mobil tersebut merupakan milik purnawirawan TNI yang telah pensiun pada 2001. Namun ia masih menyimpan pelat TNI tersebut hingga kini.
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 21 Maret 2019, ia meminta sopirnya untuk mengantarkan nasi bungkus ke Gedung Pajajaran, Bogor, yang saat itu tengah menyelenggarakan acara deklarasi paslon 02.
Karena saat itu jalanan macet, si sopir berinisiatif mengganti pelat mobil biasa dengan pelat mobil TNI. Kini POM TNI telah menyita pelat nomor dinas TNI 3005-00 yang tidak dilengkapi BNKB atau STNK TNI tersebut.