news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sandi soal Anggaran Bocor 25%: Jangan Saling Serang, Untuk Introspeksi

8 Februari 2019 11:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sandiaga Uno. Foto: Munady Widjaja
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno. Foto: Munady Widjaja
ADVERTISEMENT
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno meminta agar pernyataan caapres Prabowo Subianto soal kebocoran anggaran 25 persen tak digunakan untuk menyerang kubunya. Pernyataan tersebut harusnya digunakan pemerintah sebagai introspeksi diri. “Jadi buat kita ini jangan digunakan sebagai ajang saling serang, tapi untuk introspeksi bahwa anggaran kita belum digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Anggaran kita masih banyak yang tidak dikelola secara profesional. As simple as that, sangat sederhana,” kata Sandiaga di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, Jumat (8/2).
ADVERTISEMENT
Menurut Sandi, Prabowo menyatakan soal kebocoran anggaran tersebut sejak 2014 dan itu benar terjadi. Hal itu menurutnya, berdasarkan data dari KPK dan BPK.
“Kita lihat angka-angkanya luar biasa, ada yang Rp 5 Triliun, ada yang Rp 3 Triliun. Kalau dijumlah bisa mencapai angka yang sangat besar dan menurut kita belum sebagian, karena kata KPK, kalau mau OTT, tiap hari juga bisa. Bayangkan kalau tiap hari Rp 1 triliun, bisa Rp 365 triliun,” kata Sandi.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Sandi juga menanggapi saran dari Presiden Jokowi untuk melapor ke KPK jika ada kebocoran anggaran. Menurut Sandi, sebenarnya KPK telah mengetahuinya. Bahkan, kata Sandi, KPK dapat menindak kebocoran aggaran itu, namun terhalang keterbatasan dana.
ADVERTISEMENT
“KPK bilang dia kalau mau OTT setiap hari bisa, tapi mereka ada keterbatasan dana. Sekarang kita lihat KPK diserang udah sangat berani penegak hukum di serang,” kata Sandiaga.
"Tapi belum ada perbaikan perilaku para penyelenggara negara maupun prilaku para dunia usaha juga belum berubah. ini yang harus kita lakukan sama-sama menutup kebocoran tersebut," pungkasnya.
Prabowo. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Prabowo menemukan fakta 25 persen anggaran negara atau sekitar Rp 500 triliun telah bocor. Prabowo menjelaskan bobocoran anggaran itu dipicu perilaku korupsi terhadap proyek-proyek pembangunan yang nilainya digelembungkan. Padahal, kebocoran anggaran itu jika digunakan dengan baik bisa untuk membangun 200 pabrik bagi produk-produk Indonesia.
“Kalau anggaran kita sudah mendekati Rp 2.020 triliun, 25 persen bocor, artinya 50 miliar dolar AS hilang. Artinya hampir Rp 500 triliun yang bocor. Bayangkan, dengan yang hilang ini kalau kita pakai untuk kesejahteraan dan perekonomian kita, apa yang bisa kita buat saudara-saudara,” kata Prabowo di acara tersebut, Sports Mall Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (6/2).
Jokowi Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Tudingan Prabowo itu kemudian ditanggapi Jokowi. Jokowi meminta Prabowo melapor kebocoran anggaran itu ke KPK dengan membawa bukti yang faktual. Menurutnya, bukti harus dibawa agar pernyataannya tersebut dapat dipercaya.
ADVERTISEMENT
"Laporin ke KPK dengan bawa bukti-bukti dan bawa fakta-fakta. Jangan asal," ujar Jokowi usai menghadiri perayaan Imlek Nasional di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (7/2).