Sandi Syok saat Tahu Ratna Sarumpaet Bohong: Pupus Kepercayaan Saya

4 Oktober 2018 13:48 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi di pengundian dan penetapan nomor urut pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilihan umum tahun 2019 di KPU. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi di pengundian dan penetapan nomor urut pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilihan umum tahun 2019 di KPU. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Aktivis Ratna Sarumpaet telah mengakui kebohongannya soal dianiaya beberapa orang hingga wajahnya mengalami luka lebam. Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno mengaku syok dengan kebohongan yang dibuat oleh Ratna. Padahal, kata Sandi, ia mengenal Ratna sebagai sosok yang memiliki integritas.
ADVERTISEMENT
"Saya syok. Saya sama Bu Ratna, sudah berkali-kali saya sama-sama di satu kubu. Waktu urusan parkir dia menyerang saya, walaupun beliau protes terus, saya terima di kantor wakil gubernur waktu itu dan kita duduk sama-sama," kata Sandi di Posko Relawan, Jalan Melawai, Jakarta Selatan, Kamis (4/10).
"Jadi saya kenali beliau sebagai sosok yang memiliki integritas yang tidak perlu kita ragukan lagi," imbuhnya.
Karena kebohongan itu, Sandi menuturkan kepercayaannya mulai hilang. Meski, ia mengapresiasi Ratna yang berani mengakui kebohongannya di depan publik.
"Tapi kemarin itu pupus kepercayaan saya karena dia. Saya akui dan apresiasi kejujuran Bu Ratna dan tidak membiarkan ini berlarut-larut. Kalau bisnis itu ya atau mencapai kesuksesan itu biasanya kalau kita gagalnya di awal itu jauh lebih baik buat kita. Fail early is good karena kita belajar dari mistake, dari kesalahan kita," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Meski mulai tak percaya, Sandi justru mengaku bersyukur kejujuran Ratna terjadi di awal perjuangan Prabowo-Sandi dalam kampnye Pilpres 2019, sehingga timnya dapat memiliki waktu untuk memperbaiki kesalahan yang sempat terjadi.
"Saya langsung juga mengucapkan syukur alhamdulillah. Satu, itu tidak terjadi tentunya, kedua, ini terjadi di awal-awal proses kita, masih ada enam bulan ke depan. Jadi ini kesempatan kita untuk memperbaiki," tutup Sandi.