Satpam UGM Nyambi Jadi Kondektur Demi Sekolahkan Anak hingga S3

22 April 2018 16:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tyas ditemani staf UGM. (Foto: Dok. Tyas)
zoom-in-whitePerbesar
Tyas ditemani staf UGM. (Foto: Dok. Tyas)
ADVERTISEMENT
Beberapa hari ini, rona bahagia terus terpancar dari wajah Teguh Tuparman (56). Bagaimana tidak, putri pertamanya Retnaningtyas Susanti (33) berhasil meraih gelar Doktor Kajian Pariwisata di UGM.
ADVERTISEMENT
Namun apa yang diraih ini bukan tanpa perjuangan. Sederet persoalan sering menghampiri kala merajut cita-cita. Mahalnya biaya pendidikan di Indonesia tentu disadari betul oleh Teguh yang berprofesi Pusat Keamanan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Kepada kumparan (kumparan.com), Sabtu (21/4), Teguh mengisahkan suka duka perjalanan hidupnya. Di ruang tamu rumahnya yang berada di Perum Gadjah Mada Asri, Donokerto, Turi, Sleman ia menceritakan babak baru kehidupannya usai menikah di tahun 1984.
"Beberapa tahun di UGM semua teman-teman tahu kalau Mbak Tyas (sapaan akrab Retnaningtyas) anak Pak Teguh. Karena saya sudah sejak 1985 jadi satpam, sudah 33 tahun. 35 hari setelah Mbak Tyas lahir jadi CPNS," ujar Teguh membuka perbincangan.
ADVERTISEMENT
Sebelum menjadi satpam, Teguh bekerja serabutan sebagai tukang parkir. Baru setelah menikah ia diangkat menjadi PNS. Gaji awalnya yang sebesar Rp 21 ribu per bula sudah ia syukuri.
"Awal gaji Rp 21 ribu, anak baru satu jadi belum terasa, tidak masalah. 1985 harga apa-apa masih terjangkau jadi masih bisa dikendalikan," kisahnya.
Namun seiring berjalannya waktu, kebutuhan keluarganya meningkat. Terlebih Teguh dikaruniai empat orang putri. Praktis kebutuhan rumah tangga membengkak.
Tyas wisuda S3 ditemani orang tua. (Foto: Dok. Tyas)
zoom-in-whitePerbesar
Tyas wisuda S3 ditemani orang tua. (Foto: Dok. Tyas)
"Perjuangan terberat biaya, karena anak masih kuliah semua. Saya pernah, tahun 90 sampai 2000 pernah jadi kondektur. Pindah sini di Turi baru berhenti (jadi kondektur)," ceritanya.
Selepas tahun 2000 dan pindah di desa, Teguh tak kehabisan akal untuk mencari tambahan penghasilan. Ia pun menjadi petugas jaga malam di Gama Medical Center (GMC), rumah sakit milik UGM.
Retnaningtyas, putri satpam UGM raih gelar doktor. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Retnaningtyas, putri satpam UGM raih gelar doktor. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
Ketika teguh bertugas di UGM pada pagi hari, maka malam harinya ia akan bertugas ke GMC. "Setelah pindah sini, karena jauh jadi saya ganti posisi jaga malam, setelah masuk pagi di UGM malam jaga di Gama Medical Center untuk meringkan beban saya, biaya hidup," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Kini, yang dicita-citakan Teguh telah tercapai. Tyas sudah sekolah hingga S3, jauh melampaui ekspektasinya. Anak-anaknya yang lain juga sudah kuliah. Ia berharap kepada Tyas agar selalu bisa membanggakan almamaternya yaitu UGM.
"Harapannya, Mbak Tyas bisa berkarir mengembangkan ilmu dan berguna bagi masyarakat nusa dan bangsa terutama dunia pendidikan," pesannya.