Satu Keluarga Dibunuh di Pondok Gede: Pintu Pagar Terbuka Jadi Misteri

13 November 2018 19:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Inafis Polda Metro Jaya melakukan olah tempat kejadian perkara di rumah kios yang menjadi lokasi perisitiwa pembunuhan satu keluarga, di kawasan Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/11/2018).  (Foto: ANTARA FOTO/Risky Andrianto)
zoom-in-whitePerbesar
Tim Inafis Polda Metro Jaya melakukan olah tempat kejadian perkara di rumah kios yang menjadi lokasi perisitiwa pembunuhan satu keluarga, di kawasan Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/11/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Risky Andrianto)
ADVERTISEMENT
Salah satu awal kecurigaan warga dalam kasus pembunuhan satu keluarga di Pondok Gede adalah pintu pagar kontrakan yang terbuka menganga sejak pagi. Salah seorang warga kontrakan menyebut, hal itu tak lazim.
ADVERTISEMENT
Biasanya Gaban Nainggolan, korban pembunuhan, selalu ketat dalam urusan pagar. Setiap malam pintu pagar selalu digembok dengan rantai. Tak sembarang orang bisa masuk. Mereka yang tak dikenal, lalu bertamu malam hari dijamin sulit dibukakan.
Pintu pagar yang terbuka ini kemudian menjadi tanda tanya. Ada dugaan pelaku orang yang kenal dengan korban. Apalagi gembok di pintu pagar tak ada yang rusak, demikian juga pintu rumah.
“Biasanya dibuka jam 5, dan hanya ada beberapa orang yang punya kunci pagar,” ucap salah seorang penghuni kontrakan, Jimy Wora ketika di temui di lokasi kejadian, Jalan Bojong Nangka, Pondok Gede, Bekasi, pada Selasa (13/11).
Berdasarkan penuturan saksi lainnya, Feby Lofa Rokiani, pagar telah terbuka pada pukul 03.30 WIB. Berbeda dengan Jimy yang tinggal di lantai atas, Feby tinggal di lantai bawah.
ADVERTISEMENT
Polisi melakukan penyisiran dengan anjing pelacak di sekitar lokasi perisitiwa pembunuhan satu keluarga, di kawasan Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/11/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Risky Andrianto)
zoom-in-whitePerbesar
Polisi melakukan penyisiran dengan anjing pelacak di sekitar lokasi perisitiwa pembunuhan satu keluarga, di kawasan Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/11/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Risky Andrianto)
Jimy juga mengatakan tak semua penghuni kontrakan memegang kunci kontrakan.
“Setahu saya hanya 3, saya dan ada 2 orang lainnya, tapi saya enggak tahu siapa namanya. Kami jarang bertemu, dan saya juga pulang malam. Kemarin sampai pukul 23.30 WIB saya masih melek, pagar sudah ketutup,” kata Jimy.
“Dan Bapak (korban) ini enggak sembarang kasih akses kunci ke sembarang orang, jadi kalau mau kerja harus nunggu jam 05.00 WIB supaya pagar dibuka,” sambung Jimy.
Jimy menjelaskan, pagar tersebut digembok dengan gerendel rantai. Bahkan, beberapa kali jika ia harus ke luar kota dan berangkat sebelum pukul 05.00 WIB, ia mengajak anaknya untuk mengunci pagar kembali. Baru ia bisa pergi.
“Saya pastikan anak saya cara menguncinya benar, baru saya berani pergi,” kata Jimy.
Labfor Mabes Polri di TKP pembunuhan satu keluarga di Pondok Gede, Selasa (13/11/2018). (Foto: Reki Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Labfor Mabes Polri di TKP pembunuhan satu keluarga di Pondok Gede, Selasa (13/11/2018). (Foto: Reki Febrian/kumparan)
Selain pagar yang telah terbuka, hal lainnya , Jimy juga sempat mendengar gonggongan anjing milik korban. Namun, ia tidak menghiraukan gonggongan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Ya seperti biasa anjing nya menyalak, kalau ada penghuni yang belum ia kenal juga mengonggong. Jadi biasa aja,” tutup Jimy.
Satu keluarga yang terdiri dari suami-Istri dan 2 anaknya ditemukan tewas di sebuah rumah Jalan Bojong Nangka, kawasan Pondok Gede, Kota Bekasi, Selasa (13/11). Dari hasil olah TKP, korban pasutri yakni Maya Amabarita dan Gaban Nainggolan mengalami luka benda tajam di bagian leher.
Sementara 2 anak mereka, Sarah Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7) ditemukan tewas di kamar tidur. Indarto mengatakan, keduanya tewas akibat kehabisan napas.