SBY Bicara Pergantian Nama Bandara Lombok yang Diresmikannya

12 September 2018 17:55 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bandara Internasional Lombok (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bandara Internasional Lombok (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Perhubungan mengeluarkan Keputusan Menteri tentang pergantian nama Bandar Udara Internasional Lombok di Nusa Tenggara Barat. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menetapkan nama bandara baru dengan salah satu tokoh Lombok yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, yakni Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.
ADVERTISEMENT
Penetapan nama baru sebagai Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid telah mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Daerah NTB, Gubernur NTB hingga Majelis Adat Sasak. Zainuddin sendiri dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2017 lalu.
Bandar Udara Internasional Lombok mulai dibangun pada tahun 2006. Selang lima tahun kemudian pengerjaan selesai dan diresmikan oleh Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono pada 20 Oktober 2011. Saat itu, SBY menandatangani prasasti peresmiannya.
Dengan adanya pergantian nama bandara itu, prasasti peresmian yang ditandatangani SBY rencananya akan dibongkar, kemudian akan ditandatangani yang baru oleh Presiden Jokowi agar sesuai dengan nama yang baru. Menanggapi kabar tersebut, SBY meminta agar masalah pergantian nama ini tak perlu diributkan.
ADVERTISEMENT
Susilo Bambang Yudhoyono (Foto: Ulfa Rahayu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Susilo Bambang Yudhoyono (Foto: Ulfa Rahayu/kumparan)
SBY mempersilahkan prasasti itu benar-benar dibongkar, jika memang itulah yang diinginkan oleh masyarakat NTB termasuk Gubernur Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi. Akan tetapi, ia memiliki keyakinan Presiden Jokowi akan menghormati pencapaian yang dilakukan oleh presiden-presiden sebelumnya, termasuk SBY sendiri.
"Saya yakin Pak Jokowi akan menghormati karya dan capaian para pendahulu-pendahulunya, sejak Bung Karno hingga saya," ucap SBY dalam keterangan resminya, Rabu (12/8).
"Namun, apabila pencopotan prasasti Bandar Udara Internasional Lombok, yang saya tandatangani pada tanggal 20 Oktober 2011 dulu, merupakan keinginan beliau dan atas saran Pak Zainul Majdi serta merupakan pula keinginan masyarakat Lombok, ya saya persilakan," lanjutnya.
Ia menyebut tak punya hak atau kemampuan untuk menghalangi wacana pembongkaran prasasti tersebut. SBY kemudian meminta agar masalah pergantian nama ini tak perlu diributkan.
ADVERTISEMENT
"Saya berpendapat prasasti dan jejak sejarah seseorang dapat dihapus oleh manusia yang lain, kapan saja dan di mana saja. Namun, saya sangat yakin catatan Allah SWT tidak akan pernah bisa dihapus," ucap SBY.
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah seorang ulama kharismatik yang berjasa terhadap perkembangan nasionalisme dan agama di NTB. Pria kelahiran Kampung Berni, Lombok Timur, NTB pada 20 April 1908 itu juga dikenal dengan santri jenius.
Zainuddin merupakan lulusan Madrasah Al-Shaulatiyah Makkah, Arab Saudi, dengan mendalami ilmu agama pada tahun 1933 dengan predikat istimewa. Ia juga dikenal sebagai salah satu pendiri organisasi massa Islam Nahdlatul Wathan.
Setelah selesai mengenyam pendidikan di Makkah, Zainuddin kembali ke Indonesia dan melakukan safari dakwah di Pulau Lombok. Masyarakat kemudian menyebutnya sebagai Tuan Guru, yang merupakan sebutan untuk tokoh agama di Lombok. Ia meninggal pada 21 Oktober 1997 dalam usia 99 tahun.
ADVERTISEMENT