SBY Minta Polisi, KPK, dan Intel Tak Jadi Alat Politik di Pilpres 2019

17 April 2018 17:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai Demokrat, SBY (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Demokrat, SBY (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
ADVERTISEMENT
Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyampaikan harapannya di Pilpres 2019. Melalui akun Twitternya, SBY meminta agar aparat penegak hukum bisa bersikap netral.
ADVERTISEMENT
SBY juga meminta agen intelijen tidak menjadi alat politik dengan mendukung salah satu kandidat atau partai tertentu di Pemilu 2019.
"Hari ini, 17 April 2018, tepat satu tahun sebelum pemungutan suara Pemilu 2019. Countdown election 2019. Semoga penegak hukum (kepolisian, kejaksaan & KPK) tidak "kesusupan" agen-agen politik. Semoga intelijen juga tidak jadi alat politik," ujar SBY dalam cuitan di akun Twitternya, @SBYudhoyono, Selasa (17/4).
Selain itu, demi pemilu 2019 yang berlangsung aman, tertib, jujur dan adil, SBY meminta peserta pemilu bertanding secara ksatria. Tidak menggunakan kampanye hitam, hoaks, hingga intimidasi, yang dapat merusak jalannya pesta demokrasi.
"Semoga "black campaign" dan "character assasination" tidak menjadi-jadi. Semoga tahun ini tak dipenuhi "hoax", "hate speech" dan intimidasi," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Terakhir, SBY mengajak seluruh masyarakat mendukung pemerintah tetap menjalankan roda perekonomian agar kesejahteraan rakyat dapat benar-benar terwujud.
"Mari ingatkan sekaligus dukung pemerintah, untuk tetap kelola ekonomi dan kesejahteraan rakyat, meskipun kita berada di tahun politik," pungkasnya.