SBY Sarankan Jokowi Beri Bantuan Langsung Tunai kepada Masyarakat

24 Mei 2018 16:11 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konpers Susilo Bambang Yudhoyono. (Foto: dok. Partai Demokrat)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers Susilo Bambang Yudhoyono. (Foto: dok. Partai Demokrat)
ADVERTISEMENT
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendorong pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk memberikan bantuan langsung kepada masyarakat tidak mampu. Hal tersebut menurutnya perlu dilakukan di tengah melemahnya ekonomi dan menurunnya daya beli masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Kalau pemerintah tak mau berikan BLT (bantuan langsung tunai) atau BLSM (bantuan langsung sementara masyarakat) era SBY, JK, Boediono, dan Sri Mulyani dulu (karena dianggap salah) bisa pilih bentuk lainnya," tutur SBY dalam cuitannya di akun twitter @SBYudhoyono, Kamis (24/5).
Ia menyebutkan, dalam lawatannya ke 44 kabupaten/kota di Indonesia, kerap mendengar keluhan dari masyarakat yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, jika ketimpangan ekonomi tersebut merupakan dampak dari kenaikan BBM, SBY mengimbau masyarakat tak perlu berunjuk rasa.
"Saya amat mengerti jika harga BBM dinaikkan agar fiskal/APBN kita tidak jebol. Tidak perlu unjuk rasa besar-besaran seperti di era saya dulu. Partai Demokrat tak perlu menentang secara membabi buta seperti sejumlah parpol dan pengamat dulu, karena pemerintah pasti terpaksa," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Namun, jika harga terus naik, ia menyarankan pemerintah untuk berempati dan memberikan bantuan sosial. Tidak hanya pemerintah, menurutnya memberikan bantuan kepada fakir miskin dan kaum dhuafa adalah kewajiban seluruh masyarakat.
"Akan sangat bijaksana jika pemerintah tetap bantu rakyat miskin yang sangat terdampak akibat kenaikan BBM, listrik, angkot dan sembako," tambahnya.
SBY juga mengaku bersyukur dan mendukung kebijakan pemerintah yang memberikan bantuan finansial kepada para abdi negara seperti aparatur sipil negara (ASN), TNI, Polri, serta pensiunan.
"Bantuan pemerintah itu tepat (terutama para abdi negara yang penghasilannya belum besar), di kala daya beli mereka sedang turun," pungkasnya.