SBY Sebut Politik Indonesia Berubah: SARA dan Ideologi Ekstrem Muncul

10 November 2018 12:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pidato Politik SBY di HUT Partai Demokrat (Foto: Abror Rizki/Partai Demokrat)
zoom-in-whitePerbesar
Pidato Politik SBY di HUT Partai Demokrat (Foto: Abror Rizki/Partai Demokrat)
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan pembekalan kepada seluruh caleg DPR Partai Demokrat. Dalam pidatonya, SBY mengatakan, saat ini politik Indonesia sudah mengalami perubahan tanpa disadari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
“Politik Indonesia tanpa kita sadari sejak tahun 2017 telah berubah, sejak berlangsungnya Pilkada Jakarta 2017 lalu, saya berani mengatakan bahwa politik kita telah berubah,” kata SBY di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Sabtu (10/11).
Menurut SBY, perubahan politik yang dimaksud adalah semakin mengemukanya politik identitas yang mengarah SARA dan politik ekstrem yang dipengaruhi oleh ideologi dan paham. Dia mengatakan, politik identitas dan ideologi ekstrem memang tak mungkin dipisahkan dalam kontestasi politik.
"Yang berubah adalah makin mengemukanya politik identitas atau politik SARA dan politik yang sangat dipengaruhi oleh ideologi dan paham," ujar Presiden RI ke-6 itu.
“Dan itu sesuatu yang natural. Namun kalau berada dalam tingkatan yang ekstrem politik dan demokrasi kita tidak sehat, juga berbahaya, apalagi Indonesia adalah negara majemuk yang penuh dengan kerawanan dan konflik,” imbuhnya.
SBY di pembekalan caleg Partai Demokrat. (Foto: Ricad Saka/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
SBY di pembekalan caleg Partai Demokrat. (Foto: Ricad Saka/kumparan)
SBY menjelaskan, Indonesia juga memiliki riwayat konflik identitas di masa lalu saat kepemimpinan Presiden Sukarno dan Soeharto. Menurut SBY, sejak reformasi hingga sekarang, ia telah mengikuti dan mengamati politik identitas semakin menguat kepermukaan.
ADVERTISEMENT
“Oleh karena itu, seiring dengan persiapan kita menuju Pemilu 2019, Partai Demokrat mengajak dan meyerukan kepada saudara-saudara kami, para komponen bangsa juga para elite politik serta pemimpin-pemimpin partai politik untuk sekali lagi bersama-sama mencegah terjadinya politik identitas dan benturan ideologi dan paham yang makin ekstrem,” ucap SBY.
Susilo Bambang Yudhoyono (Foto: Ulfa Rahayu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Susilo Bambang Yudhoyono (Foto: Ulfa Rahayu/kumparan)
SBY mengajak seluruh masyarakat untuk mencegah adanya benturan politik identitas yang mengarah pada paham ekstrem. Menurutnya, banyak negara yang hancur dan pecah karena adanya paham ekstrem.
“Jangan sampai menjadi ekstrem, lihat apa yang terjadi di banyak negara di dunia saat ini, bukan hanya di Timur Tengah, tapi juga di negara-negara lain yang mengalami mala petaka besar karena politik identitas, politik dengan kebencian yang mendalam, benturan ideologi dan paham, bukan hanya mengemuka tapi terjadi secara ekstrem, marilah kita cegah, hal itu untuk tidak terjadi di negeri tercinta ini,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, SBY ingin Pemilu 2019 berjalan lancar dan damai seperti pemilu sebelum-sebelumnya. Meski kompetisi berlangsung sangat keras dan dinamis, tapi tetap berlangsung secara demokratis dan damai.
“Demokrat tidak ingin kontestasi pilpres dan pileg tahun depan yang prosesnya sudah berlangsung sejak sekarang ini tidak menimbulkan perpecahan bangsa, tidak mengarah ke disintegrasi, kerukunan dan persatuan bangsa kita. Menangis kita kalau itu terjadi,” tutup SBY.