news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

SBY Tutup Buku dengan Jokowi dan Buka Lembaran Baru untuk Prabowo

25 Juli 2018 22:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SBY resmikan Pasar Murah Demokrat di DPP Demokrat (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
SBY resmikan Pasar Murah Demokrat di DPP Demokrat (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkap alasan perubahan sikap partainya yang kini lebih cenderung berkoalisi dengan Prabowo Subianto. Menurut SBY, pihaknya tidak begitu saja menutup pintu dengan Jokowi untuk berkoalisi dengan Prabowo.
ADVERTISEMENT
Ada sejumlah alasan yang melatarbelakangi sikap tersebut. "Jadi tidak begitu saja tutup buku dengan Pak Jokowi dan buka buku dengan Pak Prabowo. Saya harus katakan nampaknya ada hambatan dari Demokrat untuk ada di dalam koalisi," ujar SBY di kediamannya, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (25/7).
SBY mengaku merasakan benar ketulusan Jokowi untuk mengajak masuk ke dalam koalisi. Namun, ada hal-hal yang membuat Demokrat sulit masuk ke koalisi Jokowi.
Sinyal ini ditangkap SBY usai pertemuan Jokowi dan 6 ketum di Istana Bogor, Senin (23/7).
"Kalau rekan-rekan wartawan jeli, mendengarkan pernyataan pimpinan partai di Bogor, bunyinya kurang lebih seperti ini: kalau parpol di sana gagal maksudnya membangun koalisi dan ingin gabung ke Pak Jokowi, harus disepakati semua partai di koalisi," ujar Presiden keenam RI ini.
ADVERTISEMENT
"Saya orang tua, saya mengerti maksudnya. Memang tidak mudah berada di dalam," lanjut dia.
Maka, meski menghormati segala upaya yang dilakukan oleh Jokowi, namun SBY melihat kans terbentuknya koalisi sudah tidak mungkin.
"Oleh karena itu tanpa meninggalkan luka apa pun, saya dengan Pak Jokowi, saya menghormati dengan beliau, tetapi barangkali jalan itu tidak terbuka dengan baik dan kami mengerti," tutup dia.
Sehingga, SBY menjelaskan dalam waktu 3 pekan ke depan, Demokrat akan menentukan jalan"koalis lain yang juga belum final.
"Sebab UU tidak memungkinkan, kalau sekarang tidak mengusung kami 2024 tidak bisa mengusung capres-cawapres," ujarnya.