news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sebut 'Bangsat', Arteria Kesal Kemenag Tak Bantu Korban Penipuan Umrah

29 Maret 2018 19:18 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Komisi II DPR Arteria Dahlan (Foto: Arteria Dahlan/Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Komisi II DPR Arteria Dahlan (Foto: Arteria Dahlan/Facebook)
ADVERTISEMENT
Arteria Dahlan menggunakan kata 'bangsat' saat mengkritik kinerja Kementerian Agama yang dinilai tak becus mengurus agen travel umrah bermasalah. Anggota Komisi III DPR itu mengaku kesal. Kemenag terkesan lepas tangan dengan nasib para korban.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak bisa membiarkan ada umat, ada rakyat yang sedang keterbatasan uangnya nabung ke lembaga penyedia jasa umrah, ternyata apa? Jangankan umrah, uangnya juga hilang," ucap Arteria di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (29/3).
"Begitu hilang apa yang dikatakan (Kemenag)? 'Mohon maaf ini bukan urusan kami lagi, urusannya sudah di lembaga penegak hukum kepolisian, sekarang di kejaksaan'. Bayangkan bagaimana pemenuhan Kementerian (Kemenag) terhadap jaminan orang beribadat menurut agama dan kepercayaannya," imbuh dia.
Arteria sudah menyampaikan permintaan maaf atas ucapan tersebut. Ia berharap publik lebih peduli terhadap substansi permasalahan yakni kegagalan pengelolaan biro umrah ketimbang mempermasalahkan diksi 'bangsat' yang digunakannya.
Alih-alih ingin merusak nama baik Kemenag, Arteria, mengaku justru ikut berupaya maksimal mendorong sejumlah pihak terkait untuk segera menuntaskan kasus penipuan ini demi mengembalikan muruah (nama baik) Kemenag.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak mau memilih (mempermasalahkan) diksi dan mudah-mudahan teman-teman di Kemenag sepakat tidak mau memilih (mempermasalahkan) diksi," ucap politikus PDIP itu.
"Yang kami lakukan, yang saya coba hadirkan, bagaimana memastikan muruah (nama baik) Kemenag ini hadir. Makanya kita katakan tidak penegakan hukum, tapi (berupa) pencegahan. Ada Pak Jaksa Agung," lanjut Arteria.
Arteria lalu menyebut bahwa Komisi VIII pernah menginisiasi pembentukan Panitia Kerja (Panja) untuk membongkar permasalahan biro umrah First Travel. Namun meski demikian, menurut Arteria masih saja ada warga yang datang mengadu meminta perlindungan.
"Saya ingatkan (sikap) santun kami, kita buat yang namanya Panja First Travel, ada hasilnya, yang terindikasi siapa, yang ada pihak ini," ucap Arteria.
ADVERTISEMENT
"Ada rakyat yang datang ke kita. Ini ada masyarakat yang datang ke Komisi VIII kan teman-teman juga tahu. Ada yang minta perlindungan, tidak hanya perlindungan hukum. Tapi politik hukum dari kami juga," imbuh dia.
Selain kecewa dengan sikap Kemenag terhadap kasus tersebut, Arteria juga mengaku tak puas dengan solusi yang ditawarkan pihak kejaksaaan yang mengiventarisir aset-aset biro umrah bermasalah untuk mengganti dana jemaah.
"Sekarang penyelesaiannya apa? Jaksa bikin tim inventarisasi, asetnya sedikit dibagi dengan begitu banyak korban yang ingin umrah. Artinya apa? Jangan-jangan satu jemaah bisa dapat Rp 100 ribu atau Rp 500 ribu," papar Arteria.
Arteria melanjutkan, besaran itu jelas tak sepadan dengan jumlah jutaan rupiah yang dikeluarkan calon jemaah.
ADVERTISEMENT
"Padahal jumlah yang dia keluarkan lebih dari berapa juta rupiah itu. Ada yang bayar Rp 12 juta dan Rp 14 juta juga. Mereka pun teraniaya, tapi kan mereka enggak teriak-teriak dan enggak begitu sensitif," tutup Arteria.
Ungkapan yang mengandung kata 'bangsat' itu diucap Arteria dalam rapat kerja dengan Jaksa Agung pada Rabu (28/3).
Arteria ingin kejaksaan segera menindak serta menyidik para pelaku penipuan ribuan calon jemaah haji itu. Pasalnya, menurut Arteri Kementerian Agama sudah tidak sanggup menanganinya.