Sebut Suriname 'Negara Gagal', Menlu Belanda Dikecam

19 Juli 2018 9:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok. (Foto: AFP/Yuri Kadobnov)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok. (Foto: AFP/Yuri Kadobnov)
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok menuai kecaman karena menghina Suriname dengan sebutan "negara gagal". Menurut Blok, negara menjadi gagal lantaran terlalu banyak etnis yang tercampur di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Kamis (19/7), pernyataan ini disampaikan Blok dalam sebuah pertemuan di Den Haag pada 10 Juli lalu. Percakapan itu ternyata direkam dan ditayangkan di program Zembla di stasiun televisi Belanda pada Rabu.
"Beri saya satu contoh, masyarakat multi-etnis atau multikultur, tempat tinggal masyarakat asli juga, yang tercipta perdamaian. Saya tidak mengetahui itu ada," kata Blok.
Ilustrasi Kota Suriname. (Foto: AFP/Jody Amiet)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kota Suriname. (Foto: AFP/Jody Amiet)
Seseorang lantas menyebutkan Suriname, negara bekas jajahan Belanda yang terdiri dari orang-orang dari negara-negara lain, termasuk dari Indonesia ketika masa penjajahan dulu.
"Suriname damai? Penegakan demokrasi dan hukum yang baik? Jadi partai di Suriname tidak terpecah karena etnis mereka?" kata Blok.
"Saya kagumi optimisme Anda. Tapi Suriname adalah negara gagal, dan ini karena perpecahan etnis," lanjut dia lagi.
ADVERTISEMENT
Seorang lainnya mengatakan, Singapura, negara multi-etnis yang damai. Namun Blok membantah, Singapura menjadi seperti sekarang karena kebijakan imigrasi yang ketat.
"Singapura itu cuma negara kecil, sangat ekstrem selektif dalam kebijakan migrasinya. Negara itu tidak membiarkan migran miskin masuk. Ya, untuk cleaning service jika diperlukan,” ucap Menlu Blok.
Ilustrasi Warga Suriname. (Foto: AFP/Louise Alfaisie)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Warga Suriname. (Foto: AFP/Louise Alfaisie)
Dikecam
Ucapan Blok ini menuai kecaman dari para politisi di dalam negeri dan dari Suriname. Salah satunya Andre Misiekaba, anggota parlemen Suriname yang mengatakan komentar Blok itu kelewat batas karena negaranya memiliki masyarakat multikultur yang kuat.
"Menteri luar negeri Belanda ini tidak tahu hal utama soal luar dan dalamnya Suriname," kata Misiekaba.
Suriname merdeka dari Belanda pada 1975. Karena banyaknya warga yang dibawa penjajah Belanda dari pulau Jawa, maka Jawa merupakan salah satu bahasa yang berkembang di negara ini.
Imigran Jawa pekerja kebun di Suriname (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Imigran Jawa pekerja kebun di Suriname (Foto: Wikimedia Commons)
Chandrikapersad Santokhi dari kubu oposisi Partai Reformasi Progresif Suriname mengatakan permasalahan di negaranya bukan karena multikultur seperti yang dikatakan Blok, tapi kegagalan pemerintahnya.
ADVERTISEMENT
"Suriname di bawah pemerintahan ini telah menjadi negara yang disebut beberapa orang sebagai 'negara gagal', bukan karena komposisi masyarakat yang multikultur," kata Santokhi. "Suriname tidak dipimpin dengan baik dan korupsi yang tak terkendali."
Anggota parlemen Belanda dari Partai Sosialis, Sadet Karabulut, menilai pernyataan Menlu Blok tidak layak diucapkan oleh seorang Menlu dan mendesak dia menarik kembali perkataan itu.
Sementara Lilianne Ploumen dari Partij van de Arbeid/PvdA (Partai Buruh) menyebut pernyataan Menlu Blok sebagai “sangat tidak profesional”.
“Saya tinggal 20 tahun di Amsterdam Nieuw-West, tempat orang-orang berlainan dari berbagai latar belakang dapat hidup berdampingan. Dan jika ada masalah, harus bisa dimusyawarahkan,” cetus Lilianne Ploumen yang juga pernah kunjungan kerja ke Indonesia saat menjabat menteri.
Amsterdam(Cover) (Foto: Flickr/Adam Smok)
zoom-in-whitePerbesar
Amsterdam(Cover) (Foto: Flickr/Adam Smok)
Ploumen sudah mengajukan mosi yang mempertanyakan apakah pernyataan-pernyataan Menlu Blok berkaitan dengan Singapura dan Suriname tersebut merupakan kebijakan kabinet.
ADVERTISEMENT
Menlu Blok dalam suratnya kepada parlemen mengakui pernyataannya itu terlalu "provokatif" dan "tajam". Dia lantas meminta maaf atas komentarnya yang menyinggung banyak orang itu.