Secercah Cahaya dari Timur
ADVERTISEMENT
Canda tawa menyelimuti udara persawahan di pinggir ibu kota. Wajahnya dipenuhi lumpur, namun canda dan tawanya seakan menghilangkan rasa ketakutan dan kengerian para santri dan santriwati baru Pondok Pesantren Mualaf Papua Nuu Waar di Bekasi, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Pondok pesantren yang anak didiknya putra daerah asli Papua ini baru saja kedatangan keluarga baru mereka yaitu anak-anak terpilih yang sudah mantap untuk berjalan memeluk agama Islam.
Selain membimbing para mualaf, pondok pesantren yang digagas oleh Ustaz Fadhlan Al-Garamatan ini memiliki visi mencetak dai-dai berkualitas dari timur Indonesia. Sudah banyak lulusan Ponpes Nuu Waar ini yang telah malang melintang di dunia dakwah. Pondok pesantren yang terletak di pedesaan perbatasan antara Bekasi dan Cileungsi ini telah dihuni kurang lebih 750 santri dan santriwati di tahun 2018.
Seperti pada umumnya setiap kedatangan keluarga baru, Ponpes Nuu Waar menyiapkan acara penyambutan sekaligus pembentukan karakter yang bertujuan melatih ketangkasan, kekompakan dan kekeluargaan para santri dan santriwati baru tersebut.
ADVERTISEMENT
Mulai dari lewati arena permainan yang telah dibuat sedemikian rupa hingga merangkak ditanah yang penuh lumpur, tak sedikit menimbulkan tawa yang menghibur bagi para santri yang lebih dulu menimba ilmu di Pondok Pesantren Nuu Waar. Meski begitu agenda pembentukan karakter ini jauh dari kata perpeloncoan meskipun ada beberapa santri dan santriwati yang masih belum bisa beradaptasi.
Setelah berjam-jam habiskan waktu, keringat dan tenaga. Malam pun tiba bersama langit tanpa bintang. Mereka pun kembali berkumpul membentuk lingkaran dengan api unggun di tengahnya.
Malam yang sunyi itu menjadi saksi penyambutan keluarga baru pondok pesantren yang terletak di tengah area persawahan. Mereka pun bersama-sama membacakan ikrar:
"Kami berjanji kepada Allah SWT untuk menjadi dai-dai muda yang akan membawa perubahan dalam masyarakat di pedalaman Nuu Waar!"
ADVERTISEMENT
Selepas itu, tangis dan haru mewarnai malam. "Selamat datang, saudara-saudaraku"